JURNAL LENTERA – Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) jaringan irigasi Gumbasa molor ke tahun 2024 dari target penyelesaian di 2022. Dari 8.000 hektar lahan pertanian yang terdampak, baru seribuan hektar yang teraliri air.
Dilansir dari KabarSelebes.id pada Kamis 22 April 2021, Bupati Sigi Muh Irwan Lapata, dalam sebuah diskusi penanganan pasca bencana mengatakan dalam perencanaan, target penyelesaian irigasi Gumbasa hingga 2022, oleh pemerintah pusat. Namun dalam perjalanannya tidak seperti yang direncanakan.
“Kemarin setelah koordinasi kembali dengan PUPR, bahwa target 2022 itu akan molor.ke 2024. Nah, berarti ini akan menyisakan masalah. Kepada siapa? Ya kepada masyarakat petani,” kata Irwan, pada Selasa sore, 20 April.
Irwan mencontohkan, seharusnya air irigasi sudah masuk sampai ke Petobo (Kota Palu) di tahun 2022. Kemudian sudah sampai di wilayah Dolo dan Biromaru dan masik ke ruang-ruang pertanian dan perkebunan.
“Namun tidak seperti yang kita harapkan. Ini juga menjadi kendala. Kebijakan dan kewenangan ini bukan pada pemerintah kabupaten tetapi ada pada pemerintah pusat,” ujar Irwan.
Sementara itu, Herdin, seorang petani jagung dan cabe di Desa Sidondo di Kabupaten Sigi meminta agar irigasi segera bisa mengairi lahan-lahan masyarakat.
“Pasxa bencana, setahun lebih tidak bisa menggarap lahan karena tidak adanya air,” kata Herdin.
Menurut Herdin, solusi sementara ini dengan membuat sumur suntik. Di lahanmya, Herdin memiliki dua titik sumur suntik untuk mengairi lahan pertaniannya.
“Airnya bisa buat mengairi lahan untuk menanam jagung dan cabe. Sedangkan padi belum bisa ditanam,” kata Herdin.
Sumber : KabarSelebes.id