Seperti Ini Skenario Vaksinasi Lansia di Sulteng

Pemprov Sulteng saat mengikuti rapat monitoring dan evaluasi vaksinasi Covid-19 oleh Menteri Kesehatan RI, Senin 15 Februari 2021. (Foto : doc KabarSelebes.id)

JURNAL LENTERA – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan jadwal vaksinasi bagi kelompok lansia akan dipercepat menyusul keluarnya Emergency Use Authorization (EUA) Sinovac oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal demikian disampaikan Budi saat menggelar rapat monitoring dan evaluasi vaksinasi Covid-19 bersama dengan kepala daerah se- Indonesia serta unsur terkait via virtual seperti dilansir dari KabarSelebes.id pada Senin, 15 Februari 2021.

Vaksinasi rencananya akan dilakukan bagi 21,5 juta lansia bersamaan dengan 16,9 juta petugas publik yang keduanya dimajukan ke minggu ke-3 Februari 2021.

Pj Sekertaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tengah, Mulyono yang ikut dalam rapat mengatakan, vaksinasi bagi kedua kelompok penerima ini ditargetkan menteri dapat tuntas pada pertengahan Juni 2021.

Adapun total kebutuhan vaksin bagi 38,4 juta penerima tahap 2 (lansia dan petugas publik) mencapai lebih dari 76 juta dosis dan sampai kuartal 1 telah tersedia sebanyak 22,6 juta dosis.

“Sisanya akan diperoleh Bulan April, Mei dan Juni,” jelasnya menyampaikan skenario vaksinasi.

Dijelaskannya menteri mewanti ke tiap Pemda agar menjamin kesehatan dan keselamatan lansia selama penyuntikkan berlangsung.

Sementara untuk mengejar target vaksinasi tahap dua maka menteri merekomendasikan 4 metode vaksinasi yaitu di fasilitas kesehatan, di institusi masing-masing yang memiliki fasilitas kesehatan mandiri.

Bagi aparat TNI dan Polri vaksinasi dilakukan secara tersentralisasi atau di suatu lokasi yang dapat menampung banyak penerima; dan bergerak atau petugas datang ke tempat-tempat publik yang jadi sentra aktivitas publik.

Di sisi lain, Menteri Budi Gunadi mengingatkan kepala daerah agar secepat mungkin menyelesaikan vaksinasi bagi tenaga kesehatan dengan target 1,46 juta jiwa.

“21 Februari semua sudah (harus) selesai dengan dosis kedua,” tegasnya.

Ia juga turut menjelaskan dari 300 ribuan nakes yang gagal vaksin hanya sebanyak 86% yang dapat divaksin kembali.

Penyebab batalnya vaksin antara lain nakes pernah terkena COVID-19; menderita penyakit hipertensi; gangguan pernafasan dan berstatus ibu hamil.

Di Sulawesi Tengah, Mulyono melaporkan bahwa pada pemberian dosis vaksin tahap pertama bagi nakes Sulteng telah mencapai 74 % dan untuk tahap dua masih rendah yaitu baru 13 persen.

“1-2 hari lagi akan diselesaikan semuanya,” ujarnya.

Sumber : KabarSelebes.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *