JURNAL LENTERA, PALU – Penetapan Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) ke-IX 2027, dipandang sebagai momentum strategis untuk memajukan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) berbasis event.
Gubernur Sulteng, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, menyatakan hal tersebut merupakan kesempatan emas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Ini adalah peluang besar bagi Sulteng, bukan hanya untuk meningkatkan sektor pariwisata. Tetapi, juga sebagai pendorong ekonomi kreatif. FORNAS 2027 diperkirakan akan menarik lebih dari 18 ribu peserta yang datang ke Palu. Ini adalah market yang sangat signifikan,” ujar Anwar Hafid saat membuka lokakarya pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif yang digagas Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di salah satu hotel di Palu, Selasa, 5 Agustus 2025.
BACA JUGA: Penutupan FORNAS VIII di Mataram, Sulteng Ditunjuk Jadi Tuan Rumah FORNAS IX 2027
Selain sebagai ajang olahraga, FORNAS IX juga menjadi kesempatan bagi ribuan peserta untuk berwisata, berinteraksi, dan menikmati keindahan alam Sulteng, yang menurutnya membuka peluang besar untuk mempromosikan sektor Parekraf.
BACA JUGA: Gubernur Sulteng Ajak Pelaku Usaha Fokus Prioritaskan Pekerja Lokal di Job Fair 2025
Ia menekankan tiga hal utama yang perlu dipersiapkan dalam pengembangan Parekraf, yaitu objek wisata, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM).
Sulteng memiliki berbagai objek wisata eksotis yang bisa dipromosikan, seperti Kepulauan Togean, Danau Paisupok, Danau Poso, Danau Lindu, Pantai Tanjung Karang, hingga situs Megalitikum di Bada.
“Ini adalah kekayaan alam yang harus kita manfaatkan untuk memperkenalkan Sulawesi Tengah ke dunia,” katanya.
Khusus Infrastruktur menjadi prioritas utama dalam program Berani Lancar yang digagas Pemprov Sulteng. Program ini bertujuan untuk menciptakan konektivitas dan aksesibilitas yang mendukung kemajuan sektor pariwisata.
Salah satunya adalah usulan peningkatan status Bandara Mutiara Sis Aljufri menjadi bandara internasional yang diharapkan dapat mendongkrak jumlah wisatawan datang ke Sulteng.
“Kita perlu mempersiapkan infrastruktur agar turis nyaman mengakses destinasi wisata di daerah kita. Saya optimis, pada tahun 2027, Bandara Mutiara Sis Aljufri akan berstatus internasional dan memberikan dampak positif bagi sektor wisata di Sulteng,” ungkapnya.
Selain objek wisata dan infrastruktur, ia juga menyoroti pentingnya pengembangan SDM sebagai kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor Parekraf.
Ia berharap, pelaku Parekraf di daerah setempat mendapatkan pelatihan teknis yang dapat memperkaya produk-produk lokal berorientasi pasar, seperti batik bomba yang merupakan kekayaan wastra Sulteng.
“Kami ingin para pelaku Parekraf di Sulteng terus mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan produk-produk yang tidak hanya bernilai seni. Tetapi, juga bernilai jual,” imbuhnya.
Berkaitan dengan FORNAS IX 2027, diharapkan dapat menjadi katalisator penting bagi kemajuan Parekraf di Sulteng.
Menurutnya, event ini bisa mempercepat transformasi ekonomi dari ketergantungan pada industri pengolahan menjadi ekonomi berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif.
“FORNAS adalah momentum yang tepat bagi Sulteng untuk mulai merubah ketergantungan kita dari industri tambang, menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan, yaitu pariwisata dan ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Laporan : Mifta’in











Respon (1)