JURNAL LENTERA, PARIGI MOUTONG – Pemeirntah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan status tanggap darurat bencana di Kecamatan Bolano Lambunu, Kecamatan Bolano, dan Kecamatan Ongka Malino usai diterjang banjir pada Selasa, 17 Juni 2025.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Parigi Moutong, Rivai, S.T, M.Si., menyebutkan di Kecamatan Bolano Lambunu terdapat empat desa diterjang banjir, yakni Anutapura, Siendeng, Lambunu, dan Lambunu Utara.
Kemudian, di Kecamatan Bolano terdapat enam desa, yakni Bolano, Bolano Barat, Lembah Bomban, Wanamukti Utara, Wanamukti, dan Sritabaang. Sementara di Kecamatan Ongka Malino terdapat dua desa, yakni Ongka dan Malino.
Dari 12 desa yang dilanda banjir tersebut, kata dia, terparah di Desa Bolano dan Lembah Bomban. Sehingga, banjir yang menerjang Desa Bolano mengakibatkan sebanyak 112 Kepala Keluarga (KK) atau 448 jiwa yang terpaksa mengungsi di MTs Negeri 3 Bolano.
BACA JUGA: Jumlah Pengungsi Akibat Banjir di Desa Bolano Mencapai 448 Jiwa
“Sedangkan banjir yang terjadi di Desa Lembah Bomban mengakibatkan tanah longsor. Desa Lembah Bomban kami menempatkan tenda-tenda keluarga sebagai hunian sementara (Huntara) bagi warga terdampak,” ujar Rivai di Parigi, Kamis, 19 Juni 2025.
BACA JUGA: Pemda Parigi Moutong Akan Tetapkan Tanggap Darurat Penanganan Banjir di Sausu
Lain halnya dengan warga di Desa Bolano Barat yang lebih memilih mengungsi ke rumah-rumah keluarganya. Berbeda dengan di Desa Sritabaang dan Siendeng, meskipun kondisi air masih tinggi, warga justru memilih bertahan di rumah-rumah mereka.
“Berdasarkan data yang kami miliki, ada sebanyak 1.357 jiwa yang terdampak banjir di tiga kecamatan tersebut,” katanya.
Ia mengatakan, Pemda Parigi Moutong telah mendirikan posko induk di lokasi pengungsian di MTs Negeri 3 Bolano. Selain itu, dua dapur umum yang ditangani BPBD dan Dinas Sosial (Dinsos) Parigi Moutong.
Dalam posko induk tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) juga turut dilibatkan untuk memberikan pelayanan terpadu bagi para pengungsi.
Saat ini BPBD bersama pihak-pihak terkait sudah menyepakati mendirikan posko induk dan dapur umum yang dipusatkan di sekitar lokasi pengungsian Desa Bolano. Bahkan, Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Parimo yang ikut bergabung memberikan pelayanan terpadu bagi para pengungsi,” katanya.
Khusus dapur umum, ada sebanyak dua posko yang didirikannya oleh Dinsos dan BPBD Parimo, yang dikhususkan memberikan pelayanan kepada para pengungsi. Pihak Dinkes Parigi juga memaksimalkan pelayanan kesehatan di poskesdes yang terdampak.
Bahkan, telah dilakukan pendistribusian obat-obatan dari Puskesmas ke Polindes di Desa Wanamukti Utara.
“Kemudian proses normalisasi sungai yang sementara dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Parigi Moutong,” ungkap Rivai.
Ia mengaku akan berkoordinasi dengan Balai Jalan Sulawesi Tengah untuk perbaikan deuker jalan poros dan normalisasi sungai di Desa Bolano.
Anggaran yang tersedia untuk tanggap darurat, kata dia, tidak mencukupi pembiayaan kegiatan normalisasi sungai secara menyeluruh. Apalagi, normalisasi sungai di Desa Bolano membutuhkan perencanaan yang matang.
“Kami juga telah berkomunikasi dengan BWS III Sulawesi Tengah, dan mereka siap membantu jika ditetapkan status tanggap darurat,” ujarnya.
Laporan : Multazam











Respon (7)