Ragam  

Pameran Foto Jurnalistik “Asa di Atas Patahan” Kenang Tujuh Tahun Tragedi Gempa Palu

Pameran Foto Jurnalistik “Asa di Atas Patahan” Kenang Tujuh Tahun Tragedi Gempa Palu
Pameran foto jurnalistik yang dilaksanakan PFI Palu sebelumnya. (Foto: Dok PFI Palu)

JURNAL LENTERA, PALU – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu akan menggelar pameran foto jurnalistik bertajuk “Asa di Atas Patahan” untuk mengenang tujuh tahun peristiwa gempa bumi, tsunami, dan liquifaksi yang melanda Kota Palu pada 2018. Pameran ini rencananya akan berlangsung pada 15-18 September 2025, di Palu Grand Mall (PGM).

Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki, mengungkapkan pameran ini terbuka untuk semua kalangan, baik fotografer profesional maupun penggiat fotografi amatir.

“Pameran ini tidak hanya untuk anggota PFI Palu, tapi juga mengundang seluruh pewarta foto dari dalam dan luar negeri. Kami mengajak siapa saja yang tertarik untuk mengirimkan karyanya melalui email palu.pfi@gmail.com,” ujar Rifki di Palu, Rabu, 20 Agustus 2025.

BACA JUGA: Bincang Santai PFI Palu dan DOSS Bahas Tantangan AI dalam Foto Jurnalistik

Ia menekankan, pameran foto tersebut tidak bersifat komersial. Sebaliknya, acara ini bersifat partisipatif, dengan para peserta mengirimkan karya mereka tanpa biaya. Namun, jika ada karya yang diminati pengunjung selama pameran, PFI akan menghubungkan langsung pemilik karya dengan calon pembeli, menjaga hak cipta setiap foto yang dipamerkan.

BACA JUGA: Bantuan Paket Sembako dan Al-Qur’an PFI Palu Menyasar Panti Asuhan di Sigi

Selain itu, untuk memastikan kualitas dan relevansi karya yang dipamerkan, semua foto yang diterima akan melalui proses kurasi oleh tim ahli, termasuk pewarta foto senior Basri Marzuki dan Zainuddin MN.

“Kita memiliki ruang dan anggaran terbatas, jadi seluruh karya yang masuk akan diseleksi untuk memastikan kesesuaian tema pameran,” katanya.

Frasa “Asa di Atas Patahan” dipilih sebagai tema pameran karena mencerminkan proses pemulihan dan harapan di atas tanah yang penuh tantangan.

Ia menjelaskan, tema ini juga mengajak masyarakat Palu, Sigi, Donggala, dan Sulawesi Tengah untuk merenungkan pentingnya ketangguhan dan mitigasi risiko bencana.

“Pameran ini bukan hanya sekadar mengenang duka, tetapi juga untuk menunjukkan kekuatan jiwa manusia, semangat gotong royong, dan visi menuju masa depan yang lebih siap maupun kuat di kawasan Pasigala,” tandasnya.

Laporan : Mifta’in

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *