Malaria Mengancam 14 Desa di Parigi Moutong

Malaria Mengancam 14 Desa di Parigi Moutong
Ilustrasi malaria. (Foto: Istimewa)

JURNAL LENTERA, PARIGI MOUTONG – Penyebaran malaria di Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Puskesmas Moutong, sebanyak 14 desa di wilayah tersebut telah terpapar penyakit malaria. Sedangkan kasus tertinggi terdapat di Desa Lobu.

Desa Lobu yang dikenal sebagai kawasan pertambangan emas ilegal, menjadi lokasi utama dalam upaya penanggulangan.

Kepala Puskesmas Moutong, Yasir Syam, S.KM, menjelaskan hasil penelitian dari tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan adanya persebaran nyamuk malaria di sekitar kawasan pertambangan.

BACA JUGA: Terjadi Lonjakan Kasus, Pemda Parigi Moutong Umumkan Status KLB Malaria

“Malaria awalnya dibawa oleh penambang yang datang dari luar. Kemudian berkembang akibat kubangan bekas galian tambang yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk,” ujar Yasir melalui pesan WhatsApp pada Senin, 15 September 2025.

BACA JUGA: Bupati Parigi Moutong: Semua Layanan Kesehatan Gratis, Laporkan Jika Masih Ada Pungutan

Ia mengatakan, untuk mengurangi persebaran malaria, Puskesmas Moutong telah melakukan berbagai upaya, seperti sosialisasi kepada masyarakat, pembagian kelambu, dan pemeriksaan rumah ke rumah.

“Kami sudah membagikan kelambu kepada masyarakat, terutama di Desa Lobu yang tercatat banyak kasus malaria,” katanya.

Selain itu, Puskesmas Moutong juga telah bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa untuk melaksanakan pencegahan secara terpadu.

Ia bahkan mengusulkan, agar segera dibangunkan Posko Kesehatan di sekitar kawasan tambang untuk memantau orang yang keluar masuk dan memberikan penanganan cepat jika ada yang terpapar malaria. Ia menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak dalam penanggulangan malaria.

“Jika malaria menyerang ibu hamil, itu sangat berbahaya. Kami berharap semua pihak dapat berkolaborasi untuk menekan penyebarannya,” ungkapnya.

Pengelola program malaria Puskesmas Moutong, Hanny Ramdhiana, S.Tr.Keb, mencatat hingga kini terdapat 123 kasus malaria yang terinput dalam sistem, dengan penyebaran juga terjadi pada pekerja yang datang dari luar daerah, seperti Sulawesi Barat (Sulbar), Boalemo (Gorontalo), Jakarta, dan Kota Palu.

Puskesmas Moutong telah membagikan 850 kelambu kepada masyarakat, terutama di Dusun 1-5 Desa Lobu. Pembagian kelambu ini juga menyasar pekerja tambang yang tinggal atau bekerja di lokasi tambang, meskipun pembagiannya belum merata.

Puskesmas Moutong juga melakukan pemeriksaan rumah ke rumah untuk mendeteksi kasus malaria lebih awal.

“Jika kami menemukan kasus malaria, seluruh keluarga dan lingkungan sekitar akan diperiksa dan diberikan penanganan,” ujarnya.

Berdasarkan data Puskesmas Moutong, 14 desa yang terpapar malaria antara lain Desa Lobu, Moutong Utara, Moutong Tengah, Moutong Timur, Salepae, Boloung Olonggata, Labuan, Moutong Barat, Olonggata, Belang-Mbelang, Sialopa, Gio Induk, dan Gio Barat.

Pemerintah setempat terus berkoordinasi dengan Puskesmas Moutong untuk mengendalikan penyebaran penyakit malaria dan mencegah dampak lebih lanjut terhadap kesehatan masyarakat.

Laporan : Roy Lasakka Mardani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *