JURNAL LENTERA – Kondisi jalan Trans Sulawesi di Desa Lalampu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, memprihatinkan karena terhalang lumpur tambang saat diguyur hujan pada Sabtu, 13 Februari 2021.
Seperti dilansir dari KabarSelebes.id pada Ahad, 14 Februari, lumpur tersebut berasal dari aktivitas pertambangan PT Cetara Bangun Persada (CBP) di Desa Lalampu. Bahkan aktivitas pertambangan berada di sekitar pinggir jalan Trans Sulawesi.
Kejadian itu mendapat sorotan dari pemerhati lingkungan hidup di Morowali, Risal. Menurutnya demi masyarakat dan fasilitas umum harus dijadikan korban demi
mempertahankan investasi.
“Penambangan PT CBP ini apakah sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP), mohon penjelasannya yang membidangi atau yang lebih paham terkait regulasi yang ada,” tandasnya.
Terkait masalah lumpur tambang tersebut, Direktur PT CBP, Sasmito, hanya memberikan keterangan secara singkat. Ia mengatakan masih sedang diselidiki penyebabnya.
“Saat ini sudah dalam penanganan,” katanya singkat.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali melalui Kepala Bidang, Anwar Saimu mengatakan, bahwa hal tersebut terjadi karena belum dilakukannya penataan lingkungan pasca tambang.
“Kejadian seperti ini karena belum dilakukan penataan lingkungan pasca tambang,” jelasnya.
Sedangkan Camat Bahodopi, Tahir mengatakan, bahwa kondisi jalan sudah dapat dilalui saat ini berkat alat berat ekscavator yang standby di lokasi.
“Saat ini kondisi jalan sudah bisa dilalui seperti biasa,” balasnya saat dihubungi via WhatsApp.
Diketahui, jalan Trans Sulawesi tersebut adalah penghubung antara Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sumber : KabarSelebes.id