“Saya melihat kami memiliki potensi yang bagus. Ini akan menjadi pertarungan yang menarik. Saya berharap bisa menikmati cuaca dan aspal baru. Saat ada pelapisan ulang, oli yang keluar bisa membuatnya licin.”
“Tapi, saya sudah bicara dengan Vietti, yang sudah berada di sini dua minggu lalu, dan ia mengatakan bahwa sejak tengah hari dan seterusnya cengkeramannya fantastis, meski ada beberapa tambalan yang bisa menimbulkan selip.”
“Akan menyenangkan jika ada pertarungan yang bagus di antara kami berempat. Setiap kali kami datang ke sirkuit ini, selalu sulit untuk membuat perbedaan. Selalu menyenangkan melihat pertarungan yang bagus di sini, sebenarnya akan sangat menyenangkan melihat pertarungan seperti yang terjadi pada 2021 lagi, atau yang terjadi pada 2022 melawan Enea,” ia melanjutkan.
BACA JUGA: Di Giannantonio Ingin Dapatkan Izin Tampil di MotoGP Aragon
Setelah itu, rider asal Piedmont ini melanjutkan tentang bagaimana ia menjadi lebih dewasa saat ini, sejak 2021 tersebut.
“Mentalitas saya (dalam hal rasa lapar) tidak berubah sejak saat itu. Saya ingin meraih kemenangan. Perbedaan antara kemenangan pertama itu dan sekarang adalah bahwa sekarang saya tahu cara yang berbeda untuk menang,” ungkapnya.
“Jika saya berada di 2021, saya akan mencoba mengelola, memperbesar, dan mempertahankan jarak antara saya dan Marquez, tetapi pertarungannya bisa saja sama. Akan sangat menyenangkan untuk memiliki pertarungan yang sama dan hasil yang sama akhir pekan ini.”
“2021 adalah tahun yang sangat aneh, saya hampir menang berkali-kali, tetapi saya selalu membuat kesalahan atau ada masalah. Setelah menang di sini, saya memenangkan empat dari enam balapan.”
“Momen itu banyak mengubah mentalitas saya, saya tahu saya memiliki potensi dan kecenderungan untuk meraih kemenangan. Saya bekerja keras untuk mencapai level saya saat ini “.
Selain itu, pembalap nomor satu ini juga menganalisa jumlah 25 kemenangan yang menyamai jumlah kemenangan Juara Dunia 500 cc pada1993.
“Anda tumbuh dengan melihat angka-angka, mendengar tentang pencapaian pembalap lain, dan Anda bercita-cita untuk mencapai rekor ini dan menyamai semuanya. Kevin Schwantz adalah idola saya,” tuturnya.
“Saya senang bisa mencapai pencapaian tersebut, dan berada di posisi 10 besar dalam sejarah adalah hal yang sangat fantastis bagi saya. Ketika saya masih kecil, saya bermimpi untuk mencapai level ini.”
Bagnaia kemudian mengomentari apa yang ia harapkan dari GP25, meskipun ia senang dengan motornya saat ini.
“Mustahil memiliki motor yang sempurna, motor ini merupakan kombinasi dari berbagai parameter yang tidak mungkin dicapai. Namun, kekurangan kami saat ini adalah sedikit lebih banyak daya cengkeram, dalam beberapa situasi, dibandingkan dengan masa lalu,” ia menerangkan.
“Itulah yang saya tanyakan kepada para insinyur. Filosofi kami berubah pada tahun 2020, ketika para insinyur memahami bahwa di Ducati para pembalap bisa memiliki banyak gaya berkendara.”
“Kemudian, mereka mulai menyesuaikan pengereman mesin untuk semua pembalap, dan kami mulai meningkatkan performa kami secara signifikan. Kemudian motor mulai berbelok dengan baik, banyak menikung.”
Terakhir, pembalap 27 tahun itu menganalisis detail kalender MotoGP 2025, yang akan dimulai di Thailand dan akan melihat kembalinya Brno.
“Agak aneh, tapi untuk pertama kalinya kami bisa pergi ke Thailand dalam periode tanpa badai. Mengenai Brno, ini adalah salah satu sirkuit terbaik yang pernah kami kunjungi di masa lalu, jadi saya sangat senang bisa kembali ke sana,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Motorsport.com