Bertahan di Yamaha karena Uang? Ini Jawaban Quartararo

Bertahan di Yamaha karena Uang? Ini Jawaban Quartararo
Fabio Quartararo,Pembalap Monster Energy Yamaha. (Foto: AFP/KARIM JAAFAR)

JURNAL LENTERA, JAKARTA – Fabio Quartararo memutuskan lanjut di Yamaha hingga MotoGP 2026, meski kesulitan untuk bersaing untuk posisi-posisi depan. Keputusan yang disebut dipengaruhi uang.

Quartararo meneken kontrak baru di Yamaha pada April lalu, yang berlaku hingga 2026. Melihat Yamaha yang keteteran belakangan ini, motivasi pebalap asal Prancis itu pun dipertanyakan.

Quartararo belum pernah lagi menang bersama Yamaha sejak 2022. Musim lalu ia hanya menempati posisi 10 klasemen kejuaraan dunia dan momen buruknya berlanjut tahun ini.

BACA JUGA: Dampak Langsung Permainan Kekuatan Antara Ducati MotoGP dan Marquez

Musim ini ia bahkan kesulitan untuk sekadar finis di 10 besar pada balapan utama. Baru dua kali Quartararo mencatatkannya dari enam seri, yakni di MotoGP Portugal dan Catalunya.

Sisanya? Pebalap 25 tahun itu finis di luar 10 besar di Qatar, Amerika Serikat, dan Spanyol, lalu gagal finis di Prancis. Tapi Quartararo menegaskan bertahan karena komitmen Yamaha.

“Sedikit mengganggu ya (sebutan mata duitan). Hanya sedikit sih karena saya tahu alasan kenapa bertahan. Ini karena proyek yang sedang dikerjakan dan cara orang-orang di Yamaha bekerja,” ujarnya dikutip Crash.

BACA JUGA: Menggila di MotoGP Italia 2024, Francesco Bagnaia Berhasil Buat Dani Pedrosa Takjub

“Tentu saja, ekonomi adalah satu alasan kecil untuk semua hal baik yang sudah saya perhatian, yang mana lebih dari sekadar janji-janji,” imbuh Quartararo.

Quartararo kabarnya digaji 12 juta Euro per tahun. Itu menjadikannya pebalap dengan bayaran pokok terbesar saat ini.

Quartararo memilih bertahan di Yamaha karena ia tahu tak ada jalan pintas untuk mengembalikan pabrikan Jepang itu ke podium teratas. Butuh waktu untuk bisa kompetitif lagi.

“Kami kekurangan waktu. Kami butuh satu tahun. Pada awal tahun depan, saya rasa kami akan mampu berada di posisi yang berbeda dibanding sekarang,”

“Kami akan mulai mampu bicara seperti dulu lagi dan bukan memikirkan apakah kami bisa lolos ke Q2 dan lebih sering lolos dibanding sekarang,”

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Sport.detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *