JURNAL LENTERA, SIGI – Mantan narapidana terorisme Muhammad Nasir Abas menjadi narasumber dalam Forum Group Discussion (FGD) kontra radikalisme yang digelar tim Divisi Humas (Divhumas) Polri di Polres Sigi, Selasa, 15 Agustus 2023.
FGD kontra radikalisme yang dibuka Kapolres Sigi AKBP Reja A. Simanjuntak ini dihadiri unsur Kepolisian, TNI, dan perwakilan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Selain itu, dihadiri para tokoh dan mitra Kamtibmas Kabupaten Sigi.
Dalam penyampaiannya, mantan tokoh Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abas menceritakan pengalaman masa lalunya saat berada di Akademi Militer (Akmil) Afghanistan selama tiga tahun, Philipina dan beberapa tempat lainnya.
“Teroris adalah musuh bersama,” tegas Nasir Abas, yang ditunjuk sebagai narasumber oleh Divhumas Polri.
BACA JUGA: Polda Sulteng Salurkan Bantuan Korban Gempa di Sigi
Penanggulangan terorisme dan radikalisme, kata dia, tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh Kepolisian. Namun harus dibantu oleh seluruh elemen masyarakat. Setiap masyarakat berpotensi direkrut oleh kelompok teroris dan kelompok radikal, yang dimulai dari pemberian pemahaman salah.
“Ada tiga tahapan perilaku masyarakat menuju ke terorisme. Pertama intoleran, kemudian radikal, dan puncaknya menjadi teroris,” ujar mantan Ketua Mantiqi 3 JI.
BACA JUGA: Tim Puslitbang Polri Datangi Polda Sulteng
Ia berpesan, agar UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI harus diperkuat dan dipegang teguh oleh masyarakat. Sebab keempatnya merupakan senjata utama untuk melawan terorisme dan radikalisme.
“Keempat hal itu harus dipegang teguh oleh masyarakat, karena bisa menjadi senjata utama untuk melawan terorisme dan radikalisme,” katanya.
Di tempat yang sama, Kasubbagopinev Bagpenum Ropenmas Divhumas Polri AKBP Rachmat Sumekar menyampaikan, FGD kontra radikalisme merupakan program yang bertujuan membangun personal guna mencegah dan membentengi diri dari pengaruh radikalisme.
Selain itu, perlunya upaya dan sinergi yang kuat antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk terus berperan aktif guna menangkal penyebaran paham radikalisme tersebut.
“Saat ini paham radikalisme dan separatisme banyak dihembuskan oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen. Tujuannya merubah paham seseorang menjadi radikal,” pungkasnya.
Laporan : Roy Lasakka Mardani/**