Pasien Keluhkan Fasilitas di RSUD Anuntaloko Parigi

RSUD Anuntaloko Parigi. (Foto : Roy Lasakka/JurnalLentera.com)

JURNAL LENTERA – Fasilitas kesehatan seperti WC di ruangan kelas III RSUD Anuntaloko Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, lagi-lagi dikeluhkan, karena tidak berfungsi.

“Kami merasa ada diskriminasi antara pasien di kelas III dan pasien yang inap di ruangan lain. Sebab, WC di ruangan itu tidak berfungsi dengan baik, akibatnya menyulitkan pasien dan keluarga pasien,” keluh Izham Prasetyo, warga Desa Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan, pada Senin, 21 Juni 2021.

Saat menjalani perawatan di kelas III RSUD Anuntaloko Parigi, kata dia, pasien yang usai mendapatkan penanganan operasi dan pra operasi, kesulitan mendapatkan air bersih di WC yang tersedia di ruangan Akasia.

Persoalan itu sudah beberapa kali disampaikan kepada pengelola rumah sakit, namun tidak mendapatkan tanggapan. Sehingga, pasien dan keluarga pasien harus memenuhi kebutuhan air bersih, dari ruangan lain.

“Ini pasien operasi dan pra, jelas akan menyulitkan mereka. Makanya banyak anggapan pasien di sana kemarin, kalau kami yang di kelas III seperti dibedakan,” katanya.

Ia mengaku, berdasarkan amatannya, sanitasi di RSUD Anuntaloko Parigi hampir seluruhnya tidak berfungsi dengan baik.
Bahkan, ketika ditanyakan ke salah satu petugas kebersihan, WC di ruang Akasia tersebut memang telah lama bermasalah, dan tidak diperbaiki.

“Kesulitan air bersih, WC mampet, dan sampah tidak terkelola dengan baik. Ini sebaiknya mendapatkan penanganan segera,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Anuntaloko Parigi, dr. Revy Tilaar, menyampaikan permohonan maaf atas tidak maksimalnya fasilitas kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya itu.

Terkait kerusakan WC tersebut, kata dia, sebenarnya telah lama terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai Direktur di RSUD Anuntaloko Parigi.

“Saya memohon maaf atas kekurangan kami. Persoalan ini sebenarnya sudah lama tejadi,” ungkapnya.

Dia mengatakan, persoalan tidak berfungsinya fasilitas seperti WC di RSUD Anuntaloko Parigi itu, akibat dampak bencana gempa bumi 28 September 2018 silam, yang mengakibatkan kerusakan pipa saluran WC di gedung lantai empat kelas III.

Namun, pihaknya telah berupaya menangani persoalan tersebut dengan memperbaiki, agar dapat kembali berfungsi dengan baik.

“Setelah kami hitung-hitung, anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan sekitar Rp 1,4 miliar. Tetapi kami mencarikan solusi lain, dengan menggunakan bahan penghancur sampah dalam saluran, dengan anggaran sekitar Rp 10 juta saja,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, dari upaya tersebut, pipa saluran WC yang mampet dari lantai empat dan tiga telah kembali normal seperti semula.
Hanya saja, untuk lantai satu dan dua masih terdapat persoalan, karena penyebab mampetnya saluran akibat dari kurangnya kesadaran pasien dan keluarga pasien yang sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya.

“Dalam pipa saluran WC itu, kami temukan popok bayi, pembalut. Bahkan, ada garpu dan sendok, yang menurut kami menjadi penyebab mampetnya saluran itu,” pungkasnya.

Laporan : Roy Lasakka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *