JURNAL LENTERA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur (Kaltim) teken delapan bidang Memorandum Of Understanding atau MoU yang bertempat di Kota Samarinda, Kamis, 9 September 2021.
Dengan demikian, Sulawesi Tengah menjadi saah satu daerah penunjang kebutuhan dalam rangka pembangunan dan pengembangan ibu kota negara baru.
“Ini merupakan kerjasama yang sangat strategis, karena melihat potensi yang begitu besar dimiliki Sulawesi Tengah,” ujar Gubernur Kaltim, Dr. Ir. Irsan Noor, M.Si, saat menyampaikan sambutannya.
Menurutnya, Sulawesi Tengah memiliki potensi batu pecah, pertanian, holtikultura, dan buah -buahan segar yang juga dapat memenuhi kebutuhan Kaltim.
Terkait batu pecah saja, kata dia, Kaltim membutuhkan 30 juta ton dalam rangka pembangunan berbagai infrastruktur persiapan ibu kota negara baru.
“Hal ini juga menjadi kebutuhan strategis dalam pengembangan dan pembangunan Kaltim, khususnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan dalam rangka ibu kota negara baru,” katanya.
Gubernur Sulteng, H. Rusdy Mastura, menyampaikan rasa syukurnya atas terwujudnya pelaksanaan penandatangan MoU dengan Pemprov Kaltim.
Menurutnya, Sulawesi Tengah merupakan daerah yang memiliki potensi sangat besar, seperti tambang, pertanian, dan perkebunan.
Sehingga, pihaknya menjamin untuk menjadi daerah penyanggah dalam memenuhi kebutuhan Provinsi Kaltim yang dipersiapkan menjadi ibu kota negara baru.
Saat ini, Pemprov Sulteng melalui visi dan misinya mendorong peningkatan produksitifitas pertanian, seperti padi dan holtikultura, buah -buahan, dan peternakan.
Dia berharap, pasar terbesar itu ditemukan di Provinsi Kaltim.
Sedangkan terkait potensi dibidang tambang batu pecah, kata dia, pihaknya memastikan mampu memenuhi seluruh ketubuhan untuk pembangunan infrastruktur di Provinsi Kaltim.
Dia juga berharap, melalui penandatanganan MoU itu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dan dunia usaha ikut membangunan kerjasama tersebut sesuai dengan bidang usaha maupun tugas serta fungsinya masing –masing.
“Kiranya kedepan kita tingkatkan kerjasama regional Pulau Sulawesi dan Kalimantan,” tandasnya.
“Delapan bidang tersebut, yakni perdagangan, pangan, tanaman pangan, dan holtikultura. Bidang peternakan dan kesehatan hewan, perkebunan, perhubungan, parawisata, perindustrian , kelautan, dan perikanan,” pungkasnya.
Laporan : Novita Ramadhan
Respon (1)