Deteksi TBC di Indonesia Mencapai Rekor Tertinggi

Deteksi TBC di Indonesia Mencapai Rekor Tertinggi
Ilustrasi. (Foto: Dok Times Indonesia)

JURNAL LENTERA, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil mendeteksi Tuberculosis (TBC) sebanyak lebih dari 700 ribu kasus pada 2022.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak TBC menjadi program prioritas nasional.

Penyakit TBC di Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Berdasarkan Global TB Report pada 2022, jumlah kasus TBC terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama usia 25 sampai 34 tahun.

Di Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak, yaitu pada kelompok usia produktif terutama usia 45 sampai 54 tahun.

Juru bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril mengatakan, pendeteksian tertinggi penyakit TBC berkat adanya komitmen dari pemerintah dan surveilans yang semakin gencar.

“Pendeteksian adalah langkah awal untuk bisa mengobati pasien TBC, sehingga tahun 2022 dilakukan deteksi TBC besar-besaran. Bapak Menteri Kesehatan (Menkes) juga meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita TBC, sehingga 90 persen dari jumlah itu dapat terdeteksi di 2024. Upaya skrining besar-besaran sudah dimulai sejak 2022,” ucap dr. Syahril.

BACA JUGA: Wapres : Pemda Daftarkan Penduduk Rentan di Program JKN

Dia mengatakan, Kemenkes telah membuat protokol yang baru, kerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk mendorong dana Global Fund yang disalurkan ke provinsi, kabupaten dan kota agar terealisasi lebih cepat.

Bahkan, untuk percepatan penanganan TBC, pemerintah juga telah menjalin kerja sama luar negeri untuk pengendalian TBC di Indonesia.

BACA JUGA: Setelah Viral di TikTok, Tiga Nakes Puskesmas Lambunu Disanksi

Pada 14 November 2022, telah dijalin kerja sama Indonesia dengan United Arab Emirates (UAE) dalam pengentasan TBC.

UAE melalui Nota Diplomatik Kedubes PEA di Jakarta Nomor 1/3/19-281 menyampaikan komitmen Pemerintah Uni Emirat Arab untuk memberikan hibah berupa Financial Aid sebesar 10 juta USD demi mendukung program pencegahan tuberkulosis di Indonesia.

Menurutnya, penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara tuntas hingga sembuh merupakan salah satu upaya terpenting dalam memutus penularan TBC di masyarakat.

Angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia pada 2022, sebanyak 85 persen.

Sementara angka keberhasilan pengobatan TBC resisten obat di Indonesia di 2022 secara umum keberhasilannya 55 persen.

Dalam Strategi Nasional Eliminasi TBC yang tertuang pada Perpres nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis ada sejumlah strategi mengatasi TBC di Indonesia.

“Mulai dari penguatan komitmen, peningkatan akses layanan TBC, optimalisasi upaya promosi dan pencegahan TBC, pengobatan TBC dan pengendalian infeksi, kemudian pemanfaatan hasil riset dan teknologi,” tandasnya.

Laporan : Roy Lasakka Mardani/**

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *