JURNAL LENTERA, MAKASSAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan, mendapatkan dukungan dari Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo, dalam menerapkan Low Carbon City tangani persoalan persampahan.
Menurut Yusharto, pada 2022, Indonesia menghasilkan 35,93 juta ton timbulan sampah. Jumlahnya mencapai 37,51 persen atau 13,47 juta ton timbulan sampah belum terkelola.
“Low Carbon with Metaverse misalnya merupakan salah satu jenis inovasi yang dapat menjadi bagian dari penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia. Inovasi semacam ini harus terus didukung perkembangannya,” jelas Yusharto saat menjadi narasumber dalam rapat koordinasi khusus (Rakorsus) Pemkot Makassar yang mengusung tema Makassar Low Carbon City dengan Metaverse di Hotel Four Points Sheraton Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin, 26 Februari 2024.
BACA JUGA: Polda Sulteng Gagalkan Penyelundupan 20 Kilogram Narkotika Asal Makassar
Guna memaksimalkan penerapan Low Carbon City dengan metaverse, Yusharto membeberkan sejumlah strategi yang perlu diperhatikan oleh Pemkot Makassar, di antaranya meliputi strategi pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, konservasi energi, transportasi berkelanjutan, penataan kawasan permukiman hingga peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan.
Menurutnya, strategi tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Makassar.
“Kami harap ada kerja sama antar-OPD di Makassar terutama Dinas Lingkungan Hidup, lalu ada Dinas Perhubungan berikut seluruh unsur yang ada di OPD di Kota Makassar,” katanya.
BACA JUGA: Gubernur Sulteng Gagas Kerja Sama Selat Makassar
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto juga membeberkan manfaat dari kebijakan Low Carbon City, diantaranya dapat meningkatkan kualitas udara, menurunkan risiko penyakit, dapat secara aktif melakukan perdagangan karbon sesuai dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan memiliki kesempatan mendapatkan dana hibah dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup.
“Kebijakan Low Carbon City dapat memacu setiap kota untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas udara di wilayahnya hingga mengelola sampah dengan lebih baik lagi dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi Pemkot Makassar yang telah berusaha memaksimalkan penerapan Low Carbon City demi keberlangsungan hidup masyarakatnya. Ia menyarankan Pemkot Makassar untuk belajar dari daerah lainnya yang menghasilkan sejumlah inovasi di bidang lingkungan hidup.
“Seperti Inovasi Rusunawa Eco Green milik Pemkot Cimahi, Inovasi Kelola Listrik Komunal Muara Enggelam (Klik Me) yang diinisiasi oleh Kabupaten Kartanegara dan masih banyak inovasi lainnya,” tandasnya.
Laporan : Muhammad Reza