JURNAL LENTERA, JAKARTA – Perekonomian Indonesia, khususnya sektor jasa keuangan, menunjukkan kinerja positif dan resiliensi yang luar biasa di tengah berbagai tantangan global. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar di hadapan Menteri Transmigrasi dan sejumlah Menteri serta Kepala Lembaga Negara lainnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang digelar di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.
Kinerja positif sektor jasa keuangan ini menjadi kabar baik bagi Kementerian Transmigrasi, yang tengah berupaya mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
BACA JUGA: Komisi V DPR RI Sepakati Pagu Anggaran Kementerian PU 2025 Sebesar Rp29,57 Triliun
Dengan stabilitas sektor keuangan yang semakin kuat, peluang investasi di kawasan transmigrasi dari dalam maupun luar negeri semakin terbuka lebar.
“Pertemuan ini juga merupakan puncak dari dialog komprehensif akhir tahun yang telah diselenggarakan dengan pimpinan asosiasi dan industri di masing-masing sektor jasa keuangan,” ujarnya.
BACA JUGA: Pemerintah Tetap 10 Februari Dimulakannya Cek Kesehatan Gratis
Sektor jasa keuangan sebagai pilar utama perekonomian mencatatkan hasil menggembirakan, dengan fondasi permodalan yang solid, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terkelola dengan baik.
Kestabilan ini menjadi faktor kunci dalam mendukung program swasembada pangan, pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, serta pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Sebelum pertemuan dimulai, Menteri Transmigrasi terlihat berdiskusi dengan sejumlah Menteri dan pejabat tinggi lainnya. Sinergi lintas sektor ini dinilai sangat penting dalam mendorong keberhasilan transformasi transmigrasi sebagai bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi nasional.
PTIJK 2025, menjadi ajang penyampaian perkembangan terkini dan arah kebijakan OJK kepada industri jasa keuangan. Acara ini juga merupakan bentuk akuntabilitas dan transparansi OJK dalam memastikan sektor keuangan terus berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Laporan : Mifta’in
