Temui Wapres, Asosiasi Penambak Udang Keluhkan soal Perizinan

Temui Wapres, Asosiasi Penambak Udang Keluhkan soal Perizinan
Ketua SCI, Haris Muhtadi saat menemui Wapres Ma’ruf Amin, Senin, 8 Mei 2023. (Foto: Humas Setwapres)

JURNAL LENTERA, JAKARTA – Pada 2022, nilai ekspor udang mencapai sekitar USD2,2 miliar. Jumlah ini merupakan 42 persen dari besaran nilai ekspor produk perikanan secara keseluruhan yang mencapai USD 5,71 miliar.

Kendati demikian, para penambak udang di Indonesia ternyata masih mengalami banyak kendala. Informasi ini diterima oleh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menerima pimpinan Shrimp Club Indonesia (SCI), perhimpunan penambak udang intensif.

“Produksi udang nasional target dari KKP pada 2024 itu naik 2,5 kali lipat. Kami merasa itu akan sangat sulit karena kami di lapangan banyak menghadapi kendala, terutama terkait perizinan yang mencapai 21 item,” ujar Ketua SCI, Haris Muhtadi kepada Wapres Ma’ruf Amin, Senin, 8 Mei 2023.

Tingginya jumlah perizinan yang harus dimiliki oleh penambak, kata dia, juga diperumit dengan proses pengurusan perizinan di lima kementerian/lembaga berbeda.

BACA JUGA: Wapres : Pemda Daftarkan Penduduk Rentan di Program JKN

Sebelum memohon audiensi dengan Wapres, ia mengaku pihaknya telah berdiskusi dengan KKP, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perdagangan.

Namun, belum menemui jalan keluar terkait beberapa peraturan yang tumpang tindih.

BACA JUGA: Wapres Ma’ruf Amin Launching Buku di Hari Kelahirannya

Selain itu, tidak sinkronnya peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah mempersulit operasional budidaya tambak di lapangan.

“Antara keputusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah seringkali tidak sinkron, sehingga mempersulit kami, baik yang sudah berjalan walaupun yang hendak ekspansi,” katanya.

Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi menyampaikan, bahwa Wapres akan berupaya untuk mencarikan solusi, salah satunya adalah bagaimana agar perizinan bisa diperingkas.

“Bagaimana agar perizinan tambak udang ini bisa diperingkas. Itu yang akan coba dibicarakan di Sidang Kabinet yang akan datang. Begitu juga agar bagaimana investasi ini, tidak banyak terganggu di lapangan,” ujarnya.

Menurutnya, kelancaran produksi tambak merupakan salah satu persoalan yang strategis, mengingat besarnya kontribusi udang pada ekspor Indonesia.

“Udang ini menjadi ekspor primadona buat Indonesia. Dan ini termasuk lima besar dunia. Satu adalah Equador, nomor dua India, nomor tiga Vietnam, nomor empat Indonesia, dan nomor lima itu Thailand,” tandasnya.

Laporan : Roy Lasakka Mardani/**

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *