JURNAL LENTERA, PENAJAM PASER UTARA – Sebanyak 300 ekor burung berbagai jenis dilepas liarkan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu, 14 September 2024.
Sebanyak 300 ekor burung yang dilepas liarkan di IKN Nusantara ini, terdiri dari jenis kutilang (Pycnonotus Aurigaster), tekukur (Spilopelia Chinensis), terucuk (Pycnonotus Goiavier), dan jalak kebo (Acridotheres Javanica).
Selain 300 ekor burung berbagai jenis, kegiatan yang dipimpin langsung oleh ibu negara, Iriana Joko Widodo, bersama Wury Ma’ruf Amin, juga melepas 350 benih ikan nila merah.
BACA JUGA: Mendes PDTT Tekankan Standarisasi Keuangan BUMDesa
Kegiatan yang dirangkaikan dengan peninjauan embung MBH ini, disaksikan pula oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Dirangkaikan pula dengan penanaman pohon Pule (Alstonia Scholaris) sebagai upaya mendukung pelestarian lingkungan dan memperbaiki kondisi ekosistem kawasan IKN Nusantara.
BACA JUGA: Menteri ATR/BPN: Tidak Ada Kekayaan Alam yang Dicuri Oleh Negara Lain
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan embung di IKN Nusantara tidak hanya sebagai lansekap atau estetika (keindahan) sebuah kota modern. Tetapi, juga sebagai upaya konservasi sumber daya air.
Berkaitan dengan pelepasan burung dan benih ikan di embung MBH ini, kata dia, diharapkan dapat menjaga ekosistem alam di kawasan IKN agar tetap terawat dengan baik.
“Dengan demikian, konsep forest city dan livable city akan terus kita wujudkan untuk IKN kita ke depan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, embung MBH memiliki kapasitas tampung sekitar 66.000 meter kubik dengan kedalaman 5-6 meter yang berfungsi untuk menampung air hujan di kawasan KIPP. Rencananya akan dibangun sekitar 60 embung di KIPP sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.
Sedangkan embung MBH, kata dia, menerapkan konsep Smart Water Management System dalam perawatan area terbuka hijau melalui penyiraman otomatis (sprinkler) yang menggunakan sensor pendeteksi kadar air, suhu, dan kelembaban.
“Pembangunan embung-embung ini tidak menggali tanah. Tetapi memanfaatkan riparian untuk menampung run off (limpasan air permukaan) sesuai dengan kontur tanah yang mengalir ke embung-embung,” katanya.
Laporan : Moh. Reza Fauzi
Respon (2)