JURNAL LENTERA, PALU – Sebagai upaya mencegah HIV/AIDS, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggunakan program Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan (STOP).
Menurut Sekretaris KPA Sulteng dr. Muslimah L Gadi, M.Si., pelaksanaan program STOP agar tidak terdapat korban meninggal dunia akibat virus HIV/AIDS. Program STOP terdiri dari penyuluhan yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan melalui voluntary counseling and testing (VCT).
Apabila hasil pemeriksaan terdapat hasil yang positif, maka akan diberikan pengobatan berupa obat anti retroviral (ARV). Fungsi dari obat ARV ini, berguna menekan virus agar tidak berkembang. Sehingga virus HIV tersebut tidak berubah menjadi AIDS.
Selain itu, KPA Sulteng juga gencar melakukan sosialisasi terkait HIV/AIDS dengan sasaran siswa SLTA serta mahasiswa, mulai dari umur 15-24 tahun. Sosialisasi ini dilakukan, baik secara langsung maupun melalui banner atau spanduk.
BACA JUGA: KPA Sulteng Gelar Peringatan Hari AIDS Sedunia
Pada 2030, kata dia, terdapat tiga zero yang akan dicapai, yaitu tidak ada infeksi baru, bebas stigma, dan diskriminasi serta tidak ada korban meninggal dunia.
Terkait penanganan HIV, tidak hanya masalah kesehatan yang ada didalamnya. Tetapi berkaitan juga dengan masalah sosial, ekonomi, dan budaya.
Oleh sebab itu, dibentuklah KPA yang diketuai langsung oleh Gubernur untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS, dengan melibatkan setiap organisasi perangkat daerah (OPD).
Kendala yang dialami KPA Sulteng dalam pencegahan HIV/AIDS, kata dia, kurangnya keterlibatan OPD melakukan sosialisasi sesuai sasaran tupoksinya. Hal ini menyebabkan jangkauan sosialisasi tersebut masih kurang.
BACA JUGA: Wabup Badrun Sebut Pemeriksaan HIV di Parimo Jangkau 6.193 Jiwa
Tidak hanya itu, jarak tempuh yang jauh antara tempat tinggal client dan tempat pengobatan menjadi salah satu kendala yang dirasakan.
“Pengobatannya itu, harus dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh putus. Dalam mengkonsumsi obat ARV pun harus dilakukan seumur hidup. Karena obat itu tidak mematikan virus, melainkan hanya menekan perkembangan virusnya,” dr. Muslimah.
KPA Sulteng kedepannya akan terus melakukan sosialisasi melalui radio, media cetak atau secara langsung. Selain itu, akan dilakukan VCT sebanyak mungkin guna melakukan pengobatan bagi para client yang positif HIV.
Ia berharap, semua kalangan masyarakat memiliki kepedulian terhadap pencegahan HIV/AIDS serta komitmen pimpinan dalam menyebarluaskan informasi dan memberikan dukungan dalam bentuk biaya serta keterlibatan OPD sesuai dengan tupoksinya.
“Diharapkan juga kepada client yang sudah positif HIV, kiranya berkenan mengkonsumsi obat ARV terus-menerus, agar virus tersebut tidak menjadi AIDS,” tandasnya.
Sumber : Humas Pemprov Sulteng
Respon (1)