Ragam  

Festival Tampo Lore, Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Wisata Hingga Konservasi

Festival Tampo Lore, Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Wisata Hingga Konservasi
Penginisiator Festival Tampo Lore Muhammad Subarkah, saat mengikuti dialog interaktif bersama Government Public Relations (GPR) TV Kementerian Komunikasi dan Informatika secara daring di ruang rapat Dinas Kominfo Santik Sulawesi Tengah, pada Kamis, 6 Juni 2024. (Foto: Dok Humas Pemprov Sulteng)

JURNAL LENTERA, PALU – Festival Tampo Lore merupakan festival yang diadakan oleh masyarakat Tampo Lore, yang mendiami Lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada. Tahun ini, Festival Tampo Lore yang akan dilaksanakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merupakan kali ketiga digelar.

Menurut penginisiator Festival Tampo Lore Muhammad Subarkah, banyak potensi di Tampo Lore yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Baik dari sisi ekonomi kreatif, wisata, kebudayaan hingga konservasi.

“Tahun ini, Festival Tampo Lore dilaksanakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah. Disitu terdapat situs Megalit Pokekea,” ujar Subarkah, usai mengikuti dialog interaktif bersama Government Public Relations (GPR) TV Kementerian Komunikasi dan Informatika secara daring di ruang rapat Dinas Kominfo Santik Sulawesi Tengah, pada Kamis, 6 Juni 2024.

BACA JUGA: Gelaran FTT di Parigi Moutong Juni 2024, Paduan Antara Kesenian dan Konservasi

Ia menjelaskan, untuk mendorong agar ekonomi kreatif tumbuh, perlu ada sebuah event yang kemudian bisa menyatukan semua pihak, salah satunya antara masyarakat adat agar tradisi yang ada saat ini dapat terus terjaga dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat di Sulawesi Tengah, nusantara dan dunia. Sebab, wilayah Tampo Lore sudah dicanangkan sebagai Negeri Seribu Megalit.

“Festival Tampo Lore tahun ini mengangkat tema merajut tradisi dan melestarikan alam,” katanya.

BACA JUGA: Opening Ceremony FTT di Parigi Moutong Dibuka Wagub Sulteng

Menurutnya, Festival Tampo Lore mendorong masyarakat yang menjadi tuan rumah untuk terlibat aktif dan berpartisipasi dalam menunjukkan eksistensi kebudayaan. Mulai dari kerajinannya, kulinernya, seni tarinya, bahkan musiknya. Kegiatan ini, juga akan dilaksanakan terbuka secara umum bahkan bagi masyarakat internasional. Targetnya, agar masyarakat setempat mendapatkan pendapatan dari masyarakat luas.

Ia mengatakan, yang menjadi pembeda Festival Tampo Lore kali ini, pihaknya akan mengundang pakar arkeolog di Sulawesi Tengah untuk berkontribusi memberikan literasi kepada masyarakat publik. Sehingga, dapat melihat hubungan antara benda langit dengan manusia. Simbolnya antara megalit dengan kehidupan masyarakat Tampo Lore tempo dulu.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah yang sangat mendukung terlaksananya Festival Tampo Lore.

“Kami berterima kasih kepada Pemprov, termasuk Dinas Kominfo Santik, Dinas Pariwisata Sulteng, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Poso. Ini Menjadi salah satu bagian yang mesti dilanjutkan oleh berbagai pihak. Sehingga kolaborasi itu penting, agar festival ini bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat kepada masyarakat setempat, pemerintah maupun masyarakat nusantara,” kata Subarkah.

Laporan : Moh. Reza Fauzi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *