Ragam  

Inflasi Sulteng Hingga November 2024 Capai 1,17 Persen

Inflasi Sulteng Hingga November 2024 Capai 1,17 Persen
Rilis berita resmi statistik yang dihadiri Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Dewanto, mewakili Gubernur Sulteng di ruang teleconference BPS setempat pada Senin, 2 Desember 2024. (Foto: Humas Pemprov Sulteng)

JURNAL LENTERA, PALU – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng), pada November 2024, tercatat deflasi m-to-m sebesar 0,01 persen, inflasi y-on-y sebesar 1,71 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,96 persen.

Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Imron Taufik, menjelaskan penyumbang utama deflasi di November 2024 secara m-to-m berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,14 persen.

Komoditas yang memberikan kontribusi deflasi antara lain ikan kembung, ikan selar, beras, cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, dan ikan teri.

BACA JUGA: Apresiasi untuk Pemprov Sulteng Usai Raih Rangking 4 Nasional di Survey Pelayanan Publik Ombudsman RI

Sedangkan inflasi y-on-y terbesar, kata dia, bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,71 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain sigaret kretek mesin, bawang merah, dan minyak goreng. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil 0,49 persen, dengan komoditas penyumbang utama emas perhiasan, tarif gunting rambut pria, dan pasta gigi.

BACA JUGA: Angka Cakupan Jamsostek Parigi Moutong Baru Capai 24,62 Persen

“Sementara kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran turut berkontribusi dengan andil 0,27 persen, di antaranya dari komoditas nasi dan lauk, ikan bakar, serta ayam goring,” ujar Imron saat rilis berita resmi statistik yang dihadiri Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Dewanto, mewakili Gubernur Sulteng di ruang teleconference BPS setempat pada Senin, 2 Desember 2024.

Lain halnya dengan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulteng pada November 2024, tercatat sebesar 113,30, mengalami penurunan 0,76 persen dibandingkan Oktober 2024. NTP merupakan indikator penting untuk melihat tingkat kemampuan dan daya beli petani di perdesaan serta menunjukkan daya tukar produksi pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi ataupun untuk biaya produksi.

Berbeda dengan sektor perdagangan luar negeri, kata dia, total ekspor Sulteng pada Oktober 2024, tercatat senilai US$1.744,70 juta, mengalami penurunan 8,90 persen atau sekitar US$170,55 juta dibandingkan bulan sebelumnya.

Besi dan baja menjadi komoditas ekspor utama dengan nilai ekspor mencapai US$1.234,55 juta atau 70,76 persen dari total nilai ekspor. Sementara itu, total impor tercatat senilai US$1.024,64 juta, naik 21,73 persen atau US$182,88 juta dibandingkan bulan sebelumnya, dengan kontribusi terbesar dari mesin-mesin/pesawat mekanik senilai US$224,78 juta atau 21,94 persen dari total impor.

Dalam sektor transportasi, jumlah penumpang angkutan udara melalui bandara di Sulteng selama Oktober 2024, tercatat 102.276 orang, turun 1,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Volume barang yang dibongkar di bandara tercatat 1.341,83 ton, turun 3,14 persen. Sedangkan barang yang dimuat tercatat 592,74 ton, naik 1,18 persen dibandingkan September 2024.

Angkutan laut juga menunjukkan pergerakan, dengan jumlah penumpang tercatat sebanyak 7.588 orang selama Oktober 2024.

Di sektor pariwisata, perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) di Sulteng pada periode Januari hingga Oktober 2024, tercatat 7,75 juta perjalanan, mengalami kenaikan signifikan sebesar 35,36 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.

“Sedangkan jumlah tamu yang menginap di hotel bintang selama bulan Oktober 2024, tercatat 23.606 orang, dengan 23.426 orang tamu domestik dan 180 orang tamu mancanegara,” ungkap Imron.

Laporan : Mifta’in

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *