JURNAL LENTERA, Parimo – Menampilkan sebuah karya seni saat ini masih dianggap sebatas hiburan dalam sebuah pementasan atau pertunjukan. Hanya sedikit yang menilai sebuah kesenian dapat memberikan banyak manfaat.
Kondisi itu, justru mendorong para pegiat seni khususnya teaterikal maupun musik kreasi untuk menciptakan sebuah karya yang tidak hanya memberikan hiburan bagi masyarakat. Namun, juga memberikan edukasi bagi siapa saja yang menyaksikan pertunjukannya.
Begitulah sekilas gambaran seni di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.
Para pegiat seni di Kabupaten Parimo saat ini dituntut untuk lebih kreatif.
Tujuannya, selain memberikan edukasi kepada masyarakat, juga mengkampanyekan sebuah kesenian.
Ditambah lagi mulai meredupnya aktifitas berkesenian di Kabupaten Parimo sejak pandemi COVID-19 melanda. Namun, hanya segelintir sanggar atau lembaga seni yang tetap berupaya menggelar pementasan seni dengan menampilkan karya-karya menarik.
BACA JUGA: Lembaga Seni KAMI GIE ART di Parimo Gelar Mubes Pertama
Menurut salah satu pegiat seni di Kabupaten Parimo, Irwan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat harus sering dilaksanakan kegiatan pertunjukan seni.
Baik itu berskala besar, maupun kecil.
Namun, dalam sebuah pertunjukan, seni yang ditampilkan harus beragam. Mulai dari seni rupa, seni tari, seni musik kreasi maupun tradisional.
Hanya saja, meningkatnya sebuah kesenian memiliki standarisasi sebuah karya yang mampu memberikan edukasi kepada masyarakat secara luas. Tidak hanya kepada penggemar seni saja.
Hal itu terukur dari pagelaran seni yang megah.
“Jika pagelaran seni yang megah bisa dilaksanakan, saya yakin karya yang ditampilkan sudah mampu memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujar Irwan, yang juga sebagai Ketua Lembaga Seni KAMI GIE ART, Ahad, 24 April 2022.
BACA JUGA: Teaterikal Sanggar Seni Kutora Tampilkan Legenda Tasi Kodi
Ia juga berpendapat, untuk menampilkan sebuah karya seni yang dapat memberikan edukasi harus diambil dari isu, yang berkembang.
Bagi masyarakat yang menyaksikannya, akan mendapatkan edukasi dan sebuah pelajaran baru, yang berujung pada munculnya sebuah pertanyaan baru.
“Tetapi, tergantung dari interpretasi masing-masing masyarakat yang menyaksikan,” pungkasnya.
Laporan : Roy L. Mardani