15 Desa Berprestasi Turunkan Stunting Terima Penghargaan dari Kemendes PDTT

15 Desa Berprestasi Turunkan Stunting Terima Penghargaan dari Kemendes PDTT
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar, saat menyerahkan penghargaan kepada salah satu dari 15 desa berprestasi menurunkan angka stunting dalam rangkaian Rakornas percepatan penurunan stunting di Jakarta, Rabu, 4 September 2024. (Foto: Dok Kemendes PDTT)

JURNAL LENTERA, JAKARTA – Sebanyak 15 desa berprestasi turunkan stunting mendapatkan apreasiasi dan penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Rabu, 4 September 2024.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar, dalam rangkaian rapat koordinasi nasional (Rakornas) percepatan penurunan stunting di Jakarta, yang dihadiri Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, bersama Menko PMK Muhadjir Effendy.

Sebanyak 15 desa penerima penghargaan tersebut, yakni Tegaren di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Mentayan di Kabupaten Bengkalis, Riau, Nagari Bukik Sikumpa di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Kupahandap di Kabupaten Pandeglang, Banten, Nase Mee di Kabupaten Bireun, Aceh, Giri Tirto di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Keciput di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.

BACA JUGA: Kemendagri dan Kemenkeu Beri Penghargaan Insentif Fiskal 50 Daerah Terkait Pengendalian Inflasi

Kemudian Desa Awang Bangkal Barat di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selanggor Selatan di Kabupaten Lombok Timur,  Nusa Tenggara Barat, Buata di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sungai Pukat di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Adolang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Puna di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Macuan di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, dan Tihuana di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

BACA JUGA: Menparekraf : Wellfest 2024 Perkuat Indonesia Sebagai Global Wellness Tourism Destination

Ma’ruf Amin mengatakan, keberhasilan menurunkan angka stunting di Indonesia, yakni dari 30,8 persen atau sekira 7,3 juta anak pada 2018 menjadi 21,5 persen atau 4,7 juta anak pada 2023.

“Artinya, dalam lima tahun, kita bisa menurunkan prevalensi stunting sebesar 9,3 persen, atau rata-rata 1,85 persen per tahunnya,” ujarnya.

Penurunan itu, kata dia, satu setengah kali lebih cepat dibandingkan dengan periode sebelumnya, yakni pada 2013-2018.

Keberhasilan ini menurutnya, tidak lepas dari kesadaran dan kerja keras banyak pihak. Mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Selain itu, penurunan prevalensi stunting juga disertai dengan perbaikan status gizi anak dan ibu hamil.

“Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak serta anemia pada ibu hamil juga mengalami penurunan signifikan dalam 5 tahun terakhir,” katanya.

Olehnya, ia berharap, upaya pencegahan stunting harus tetap dilanjutkan. Sebab, penurunan angka stunting telah menunjukkan hasil yang baik.

“Saya minta kepada saudara-saudara pejabat Gubernur, Bupati, dan Walikota, serta seluruh organisasi perangkat daerah untuk betul-betul mengawal pelaksanaan program tahun depan. Sekaligus memastikan penurunan stunting tetap menjadi program prioritas pada saat transisi pemerintahan,” pungkasnya.

Laporan : Multazam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *