Masjid Raya Baitul Khairaat Sulteng Diresmikan

Masjid Raya Baitul Khairaat Sulteng Diresmikan
Gubernur Rusdy Mastura, saat meresmikan nama Masjid Raya Baitul Khairaat Sulteng yang dibangun di lokasi eks Masjid Agung Darussalam Palu, Jum'at, 7 Februari 2025. (Foto: Dok Humas Pemprov Sulteng)

JURNAL LENTERA, PALU – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), H. Rusdy Mastura, meresmikan Masjid Raya Baitul Khairaat yang dibangun di lokasi eks Masjid Agung Darussalam Palu, Jum’at, 7 Februari 2025.

Masjid Raya Baitul Khairaat yang terletak di jantung Kota Palu kini secara resmi membawa nama yang mencerminkan semangat kebersamaan, keberagaman, serta penghormatan terhadap nilai-nilai agama yang universal.

Nama Baitul Khairaat yang dalam bahasa Arab berarti Rumah Kebaikan diharapkan menjadi simbol kemajuan dan kedamaian bagi umat Islam serta seluruh masyarakat Sulteng.

BACA JUGA: Pemerintah Tetap 10 Februari Dimulakannya Cek Kesehatan Gratis

Rusdy Mastura menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan Masjid Raya Sulteng.

“Papan nama yang diresmikan hari ini adalah identitas yang mempertegas keberadaan Masjid Raya sebagai ikon religiusitas di Sulteng,” ujarnya.

BACA JUGA: Komisi V DPR RI Sepakati Pagu Anggaran Kementerian PU 2025 Sebesar Rp29,57 Triliun

Menurutnya, peresmian nama Masjid ini merupakan langkah penting dalam mempererat tali persaudaraan antarumat beragama dan memperkuat nilai-nilai kerukunan yang telah lama menjadi bagian dari tradisi masyarakat Sulteng.

“Masjid Raya Baitul Khairaat diharapkan menjadi tempat yang tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan yang bermanfaat bagi semua kalangan,” katanya.

Ia menekankan pentingnya Masjid sebagai pusat ibadah dan pendidikan moral bagi generasi muda. Dengan peresmian ini, ia berharap Masjid Raya Baitul Khairaat dapat menjadi aset berharga bagi Provinsi Sulteng, memberikan manfaat spiritual, sosial, dan budaya bagi seluruh masyarakat, serta memperkokoh persaudaraan antarumat beragama.

Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng, Andi Ruly Djanggola, melaporkan pembangunan Masjid Raya ini merupakan harapan seluruh masyarakat Kota Palu pascabencana gempa bumi tahun 2018.

“Saat ini, pembangunan memasuki bulan ke-17 dengan progres fisik mencapai 70 persen,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, pembangunan masjid ini diawali dengan sayembara desain pada tahun 2020, dilanjutkan dengan perancangan pada 2021, serta pembangunan fisik yang dimulai setelah penandatanganan kontrak pada 20 Oktober 2023.

Bangunan Masjid ini, kata dia, ditopang oleh 483 titik pondasi tiang pancang. Struktur bangunan didesain tahan gempa, aman bagi kesehatan, mudah didapatkan, dan sesuai standar SNI. Selain itu, ornamen fasad berbentuk daun kelor mengelilingi masjid sebagai elemen dominan di bawah kubah dome enamel.

“Masjid ini juga dilengkapi jam raksasa berdiameter 19,5 meter. Interior Mihrab mengusung konsep lima waktu Shalat. Sementara interior Kubah menampilkan konsep Asmaul Husna, yang merupakan nama-nama baik Allah SWT,” jelas Andi Ruly.

Laporan : Multazam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *