Menanti Gubernur Baru Memecahkan Paradoks Ekonomi Sulteng

Menanti Gubernur Baru Memecahkan Paradoks Ekonomi Sulteng
Ibu Kota Sulawesi Tengah, Kota Palu nampak dari udara. (Foto Istimewa)

JURNAL LENTERA, PALU – Banyak yang mengakui Sulawesi Tengah mempunyai kekayaan alam yang nyaris lengkap dari sejumlah sektor, terutama sumber daya alam. Namun demikian, faktanya Sulteng tak lebih baik dari daerah-daerah tetangganya.

Tantangan ini, menurut Pengamat Politik dan Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Tadulako, Prof. Slamet Riadi Cante, harus bisa dipecahkan oleh gubernur baru nantinya, yang lolos pada Pilgub 27 November mendatang.

BACA JUGA: Ketua Umum IKDST: Pemimpin Sulteng Harus Paham Apa Kebutuhan Daerah

“Sekitar 60 perseb masyarakat kita bekerja di subsektor pertanian dan pariwisata, sedangkan sektor industri tambang hanya sekitar 4 persen,” kata Prof. Slamet kepada media ini, Jumat 10 Mei 2024.

Menurutnya, selama ini PR besar tersebut belum terpecahkan oleh para pemimpin Sulteng. Makanya ia berharap, kedepan, siapa pun yang akan terpilih menjadi gubernur, harus mampu melihat dengan jernih realitas itu dan bisa memberi solusi terbaik bagi pembangunan ekonomi Sulteng.

“Realitas ini membuat pertumbuhan ekonomi Sulteng mengalami paradoks. Dalam artian pertumbuhan ekonomi tinggi namun kemiskinan, pengangguran juga tinggi,” tambahnya.

Masyarakat Sulteng kata Slamet, butuh pemimpin yang memiliki inovasi dan terobosan baru, mengingat Sulteng sedikit tertinggal dengan daerah lain. Problem kemiskinan, pengaguran, stunting dan infrastruktur jalan, pertanian, pendidikan dan kesehatan, menuurt dia penting untuk menjadi perhatian khusus

BACA JUGA: Pilgub Sulteng, Prof Slamet Riadi; Sulteng Butuh Perubahan, Bukan Cuma Gagasan

“Peran gubernur ibarat kereta kuda, bagaimana mampu menarik dan mengkontribusikan 13 kab/kota secara adil dan proporsional, terutama daerah kabupaten yang memiliki keterbatasan fiskal,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Keluarga Diaspora Sulawesi Tengah (IKDST), Dr. Mulyadin Malik berharap pemimpin yang akan terpilih kedepan harus paham apa yang menjadi kebutuhan daerah.

“Kalau kita lihat dari sudut pandang perencanaan nasional menuju Indonesia Emas 2045, pemimpin Sulteng itu harus paham apa yang menjadi kebutuhan daerah. Pembangunan daerah mestinya harus dimulai dari situ,” kata Mulyadin, di sela-sela acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Diaspora Sulawesi Tengah (IKDST), Sabtu 11 Mei 2024 di Komplek TNI AU Triloka, Pancoran Jakarta Selatan.

Menurutnya, secara potensi Sulawesi Tengah termasuk daerah kaya. Namun selama ini belum dikelola secara optimal, disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di daerah.

“Kalau kita lihat potensi, itu given. Bahwa Sulawesi Tengah mempunyai kekayaan alam yang luar biasa. Tapi kita belum mampu mengelolanya secara optimal,” kata Mulyadin.

Ia berpendapat, para calon kepala daerah nantinya harus merumuskan, apa yang mesti dilakukan dalam fase-fase pembangunan mereka terkait kebutuhan daerah.

Laporan: M. Sahril

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *