JURNAL LENTERA, PALU – Tahapan Pilkada Gubernur Sulteng telah dimulai. Saat ini, tahapan pilkada sudah memasuki proses pendaftaran Calon Independen. Namun demikian, sejumlah nama yang digadang-gadang akan bertarung dalam Pilgub pada 27 November mendatang, sudah banyak mewarnai lini masa.
Pasangan bakal calon yang muncul belakangan ini, seperti yang sudah ramai dibicarakan di media massa maupun media sosial, adalah pasangan Irwan Lapata dan Sri Lalusu, Anwar Hafid dan Reny A Lamadjido, serta Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri. Jika sampai pada masa pendaftaran calon ketiga pasangan ini tidak ada yang berubah, maka bisa dipastikan pertarungan dalam memenangkan hati rakyat Sulteng akan lebih dinamis.
BACA JUGA: Pilgub Sulteng 2024, Akademisi; Akankah Merubah ‘Tradisi’ Kepemimpinan Daerah?
Pengamat Politik, Guru Besar Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tadulako, Prof. Slamet Riadi Cante mengatakan, masing-masing nama bakal calon gubernur tersebut punya peluang yang saama, seimbang.
“Anwar Hafid dan Irwan Lapata punya pengalam memimpin daerah. Sedangkan Akhmad Ali, belum memiliki pengalaman. Namun sebagai politisi senayan dua periode, ia dapat menjadi inspirasi, terutama jika terpilih menjadi gubernur, untuk membangun net work yang kuat baik level nasional maupun internasional,” jelas Slamet kepada media ini, Jumat, 10 Mei 2024.
Namun demikian, Slamet mengatakan bahwa keberhasilan yang dilakukan oleh para bakal calon yang pernah di level pemerintahan daerah kabaupaten (Irwan Lapata dan Anwar Hafid), sangat relatif dapat berhasil dalam mengelola pemerintahan di level Provinsi.
“Olehnya itu, yang diperlukan saat ini adalah soal komitmen, tidak cukup hanya kaya gagasan tapi miskin implementasi,” tegasnya.
Masyarakat Sulteng kata Slamet, butuh pemimpin yang memiliki inovasi dan terobosan baru, mengingat Sulteng sedikit tertinggal dengan daerah lain. Problem kemiskinan, pengaguran, stunting dan infrastruktur jalan, pertanian, pendidikan dan kesehatan, menuurt dia penting untuk menjadi perhatian khusus.
BACA JUGA: Maju di Pilgub Sulteng 2024, Ini Profil Lengkap Anwar Hafid
“Peran gubernur ibarat kereta kuda, bagaimana mampu menarik dan mengkontribusikan 13 kab/kota secara adil dan proporsional, terutama daerah kabupaten yang memiliki keterbatasan fiskal,” jelasnya.
Ditanya peluang Ahmad Ali sebagai pembeda di antara dua calon lainnya dalam Pilgub Sulteng nanti, Slamet menaruh harapan agar pengalaman dan jan luasnya jaringan Ahmad Ali dalam di kanca politik nasional dan dunia usaha, bisa mengakselerasi percepatan pembangunan daerah.
“Saya kira dengan kiprah sebagai politisi di level nasional dengan jaringan yang kuat, beliau dapat mengakselerasi dengan cepat pembangunan di Sulteng,” kata Slamet.
Slamet juga menyatakan tantangan terhadap para bakal calon, apakah mereka berani melakukan kontrak komitmen dengan masyarata atau tidak.
“Kita tunggu mereka dalam paparan visi misinya, apakah ada di antara ketiga bakal calon berani membuat kontrak politik dan fakta integritas dengan rakyat, bahwa apabila dua tahun menjabat sebagai gubernur ketika terpilih, lalu tidak ada progres capaian yang significan dilakukan untuk kemajuan Sulteng, maka bersedia untuk mundur sebagai gubernur,” jelasnya.
Sekalipun belum ada contoh kasus semecam itu, namun Slamet yakin jika para bakal calon benar-benar punya komitmen, mereka mesti mau melakukannya.
“Belum ada contoh, tapi Sulteng bisa lakukan itu jika para calon punya komitmen untuk kemajuan daerah. Sekali lagi, saat ini, rakyat butuh perubahan bukan lagi hanya gagasan,” tegasnya.
Laporan: M. Sahril
Respon (3)