Rakor dan Lokakarya Percepatan Penanganan Stunting Pemda Parigi Moutong

Rakor dan Lokakarya Percepatan Penanganan Stunting Pemda Parigi Moutong
Pembukaan rakor percepatan penanganan stunting dan lokakarya analisis situasi di aula Kantor Bappelitbangda Parigi Moutong, Senin, 16 Desember 2024. (Foto: Diskominfo Parigi Moutong)

JURNAL LENTERA, PARIGI MOUTONG Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, melaksanakan rapat koordinasi (rakor) percepatan penanganan stunting dan lokakarya analisis situasi di aula Kantor Bappelitbangda setempat, Senin, 16 Desember 2024.

Kegiatan yang digagas Bappelitbangda Parigi Moutong dan dihadiri sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) teknis, tim teknis TPPS, para Camat, Kepala Puskesmas, serta petugas gizi ini, dibuka oleh Pj Bupati, Richard Arnaldo.

Menurut Richard, kegiatan ini untuk memperkuat komitmen Pemda Parigi Moutong dalam pencegahan dan penanganan stunting. Sebab, stunting adalah salah satu masalah gizi yang serius di Indonesia.

BACA JUGA: Forum Koordinasi di Parigi Moutong Upaya Percepatan Penurunan Stunting

Berdasarkan Global Nutrition Report 2018, sebanyak 22,2 persen atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Indonesia bahkan berada di peringkat kelima dengan prevalensi balita stunting tertinggi, yaitu 30,8 persen.

Fenomena ini, kata dia, mencerminkan adanya kekurangan dalam manajemen pelayanan dasar, terutama untuk kelompok prioritas seperti ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun (1000 hari pertama kehidupan).

BACA JUGA: Dinsos Sulteng Kampanyekan Sosial Kesejahteraan Lansia

“Percepatan penurunan stunting menjadi prioritas strategis untuk memperbaiki layanan dasar, termasuk kesehatan ibu dan anak, konseling gizi terpadu, sanitasi, pendidikan anak usia dini, dan perlindungan sosial,” ujarnya.

Berkaitan dengan rakor ini, kata dia, bertujuan untuk memetakan program dan kegiatan stunting tahun 2024 sekaligus melakukan pra-asistensi guna memastikan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran. Analisis situasi yang dilakukan akan menjadi dasar perumusan rekomendasi untuk meningkatkan integrasi intervensi gizi kepada lima kelompok sasaran utama, yaitu remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-59 bulan.

Hasil analisis situasi diharapkan mampu memberikan informasi strategis bagi prioritas alokasi sumber daya dengan memaksimalkan cakupan layanan intervensi gizi terintegrasi. Kemudian peningkatan akses layanan dengan memperbaiki manajemen layanan bagi kelompok sasaran.

Selain itu, efektivitas data manajemen dengan mengoptimalkan sistem data untuk alokasi program dan prioritas lokasi stunting. Setelah itu, penguatan Pemda dalam meningkatkan integrasi layanan di tingkat kecamatan dan desa.

“Rakor ini juga menjadi momentum evaluasi kinerja semester II tahun 2024, dalam percepatan penurunan stunting. Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen bersama, diharapkan prevalensi stunting di Parigi Moutong dapat terus ditekan menuju target nasional,” katanya.

Laporan : Mifta’in

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *