JURNAL LENTERA, YOGYAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, menjelaskan perbedaan wisata halal dan religi terkait destinasi pariwisata berbasis Muslim.
Menurut Wapres Ma’ruf, mengunjungi Masjid bukanlah wisata halal, melainkan religi.
Sedangkan wisata halal, kata dia, pada saat mengunjungi wisata-wisata.
“Kalau mengunjungi Masjid itu bukan wisata halal, itu ya, namanya wisata religi. Kalau wisata halal itu mengunjungi wisata-wisata, semua wisata yang ada. Cuma di destinasi itu ada layanan halal, nah itu sebenarnya. Layanan halal, misalnya ada tempat ibadah, ada restoran halal,” ujar Wapres Ma’ruf di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sabtu, 4 Februari 2023.
Ia menegaskan, perlu adanya persamaan persepsi mengenai perbedaan kedua istilah tersebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
BACA JUGA: Wapres Ma’ruf Tanggapi Usulan Perpanjangan Jabatan Kades
“Jadi sebenarnya wisata halal itu layanan yang halal di wisata itu. Itu yang barangkali persepsinya yang keliru. Jadi, sehingga ada semacam orang menganggap itu mengubah halal menjadi religi, sebenarnya tidak. Ini yang perlu diluruskan,” tegasnya.
BACA JUGA: Wapres : Kepala Daerah Akselerasikan Pertumbuhan Ekonomi
Menurutnya, wisata halal tidak hanya dapat dinikmati di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim saja.
Namun di semua negara di dunia dapat menyediakan wisata halal.
“Bukan hanya di negara Muslim, bahkan di Cina pun ada. Misalnya di Cina yang saya pernah hadir itu, di sana ada restoran yang biasa, tapi ada restoran halal, ada tempat Shalatnya. Bahkan di Korea juga begitu, di mana-mana,” imbuhnya.
Ia mengimbau, agar dilakukan persamaan persepsi antara istilah wisata halal dan religi.
Sehingga, nantinya tidak terjadi kesalahpahaman di kalangan wisatawan.
“Perlu diluruskan persepsi tentang wisata halal. Sehingga kita justru dengan melakukan layanan halal itu menarik banyak wisatawan- wisatawan Muslim. Jepang, Korea, Cina, Taiwan juga melakukan itu,” pungkasnya.
Sumber : Humas Setwapres
Respon (2)