JURNAL LENTERA, PALU – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan sikap tegas terhadap pernyataan Fuad Plered yang dinilai menghina pendiri Alkhairaat, Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua.
Ketua FKUB Sulteng, Prof. Zainal Abidin, menegaskan bahwa narasi kebencian semacam ini dapat mengganggu kerukunan masyarakat, terutama di bulan suci Ramadhan.
“Kami mengecam keras pernyataan Fuad Plered yang jelas-jelas menghina tokoh besar yang sangat dihormati oleh masyarakat Alkhairaat. Ujaran seperti ini dapat memicu perpecahan dan merusak keharmonisan sosial,” ujar Prof. Zainal Abidin, Jum’at, 28 Maret 2025.
Rais Syuriyah PBNU itu juga menyatakan bahwa pernyataan Fuad Plered telah melukai perasaan warga Alkhairaat. Guru Tua dikenal sebagai ulama kharismatik yang berjasa dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam, khususnya di kawasan timur Indonesia.
BACA JUGA: Penghinaan Guru Tua, Begini Sikap Ketua Komda Alkhairat Parigi Moutong, Adrudin Nur
FKUB Sulteng mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak terpancing provokasi. Ketua MUI Kota Palu itu menegaskan bahwa Guru Tua dan lembaga Alkhairaat adalah institusi besar yang tidak sebanding untuk dibandingkan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Fuad Plered.
“Tidak boleh meniru gaya dan perilaku Fuad Plered. Kami mengajak semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab ini,” katanya Prof. Zainal Abidin.
FKUB juga meminta aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan tegas dalam menangani kasus ini agar tidak berkembang lebih luas.
Menurutnya, menghormati tokoh agama dan budaya adalah bagian penting dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya menjaga lisan dan sikap dalam berpendapat, terutama terkait tokoh agama yang dihormati oleh banyak pihak.
“Mari kita jaga persaudaraan dan kedamaian di negeri ini dengan menghormati satu sama lain,” ungkapnya.
Laporan : Mifta’in
Respon (2)