JURNAL LENTERA, BOGOR – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai memberlakukan pemberian imunisasi Novel Oral Vaksin Tipe 2 kepada seluruh sasaran anak usia 0 sampai 7 tahun.
Pemberian imunisasi tersebut akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap satu dilaksanakan di enam provinsi sejak 27 Mei 2024. Sedangkan, tahap dua dilaksanakan di 27 provinsi pada 23 Juli 2024.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono, pandemi COVID-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak berjalan optimal. Beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin yang cukup signifikan. Termasuk salah satunya adalah imunisasi polio.
BACA JUGA: Penyakit TBC di Indonesia 1.060.000 Kasus
“Penyakit ini sangat berbahaya, karena dapat mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup bahkan kematian,” ujar Yudhi, saat menyampaikan sambutannya secara virtual pada kegiatan advokasi dan sosialisasi pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap dua yang dihadiri dan diikuti kementrian/lembaga serta Gubernur dari 27 provinsi se-Indonesia di The Mirah Hotel Bogor, Selasa, 25 Juni 2024.
Ia menjelaskan, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target global. Salah satunya adalah era dekalisasi polio yang ditargetkan untuk dicapai pada 2026. Era dekalisasi berarti memberantas seluruh penyakit. Sehingga tidak ada lagi suatu penyakit di muka bumi.
BACA JUGA: Mendagri Lantik Tiga Penjabat Gubernur
Selain itu, berdasarkan penilaian resiko menggunakan tools standar WHO ada 32 provinsi, yaitu 84 persen, 399 kabupaten/kota 78 persen di Indonesia masih masuk kategori resiko tinggi terjadinya KLB Polio.
Ia menyebutkan, total kasus polio yang sudah dilaporkan sejak 2022, sebanyak 11 kasus yang tersebar di tujuh provinsi, yaitu Aceh, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua selatan.
“Tahun 2024, masih dilaporkan tiga kasus polio, yaitu dari Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan,” katanya.
Ia berharap dukungan dan komitmen seluruh perangkat daerah serta partisipasi aktif dari masyarakat dalam menyukseskan kegiatan ini.
“Saya berharap, tidak ada satu pun anak tertinggal dan tidak mendapatkan imunisasi polio. Ini menjadi PR kita bersama,” tandasnya.
Laporan : Moh. Reza Fauzi
Respon (1)