Pada periode ini, Ahmad Ali menjabat anggota Komisi III DPR RI yang membidangi isu hukum, hak asasi manusia (HAM), dan keamanan. Di internal partai, karirnya terus meroket. Ahmad Ali, sejak November 2019 hingga saat ini, dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum. Tak hanya itu, Ahmad Ali juga pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI sebelum digantikan oleh Roberth Rouw pada Februari 2022.
Prestasi lainnya yang tak kalah penting adalah, di bawah kepemimpinannya, Nasdem Sulteng berhasil mengantarkan Rusdy Mastura (Cudy) menjadi gubernur hingga saat ini. “Ahmad Ali bilang sama saya, kak Cudy, maju Gubernur. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan menghapuskan air mata saudara kita pengungsi. Hanya kak Cudy yang punya hati,” kata Rusdy Mastura kepada wartawan pada Selasa 7 Januari 2020 silam.
Jadi Headline Majalah Tempo
Seiring menanjaknya karier politik Ahmad Ali bersama Partai Nasdem di kancah politik nasional, ia juga tak lepas dari sorotan media. Sebuah laporan yang sempat menghebohkan publik Sulawesi Tengah dirilis Majalah Tempo edisi Januari 2022. Tempo membuat headline cover depan dengan judul “Hutan Habis Nikel Binasa” yang menyoroti Wakil Ketua Partai Nasdem di balik Kisruh Tambang Nikel Sulawesi. Ahmad Ali diduga dalam laporan tersebut mempunyai peran ‘memanfaatkan celah hukum’ untuk meloloskan perizinan tambang di Sulawesi Tengah dan Tenggara.
Menanggapi itu, Ahmad Ali melayangkan surat ke redaksi Majalah Tempo. Dalam hak jawabnya, Ahmad yang diterbitkan pada 5 Februari 2022, Ali menilai pemberitaan tersebut sangat tendensius dan bombastis.
“Saya menghargai niat baik Tempo dalam tulisan-tulisan tersebut sebagai bagian penting terhadap kontrol publik atas berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Saya juga setuju isu deforestasi dan kerusakan lingkungan menjadi perhatian semua pihak. Namun saya menilai pemberitaan yang terkait dengan saya sangat bombastis, tendensius dan dapat menggiring opini publik,” tegasnya dalam hak jawab.
Kekalahan Kedua di Pileg 2024
Kekalahan bukan hal baru bagi para politisi. Ahmad Ali pun demikian. Kalah menang adalah sesuatu yang biasa. Ahmad Ali memandang itu secara wajar dan bijaksana. Ia mendapat tantangan dari partainya untuk maju Pileg 2024 di Dapil Jakarta 1 Jakarta Timur, Dapil yang kata banyak orang adalah ‘Dapil Neraka’.
Banyak orang besar yang bertarung di sana. Ahmad Ali bersaing dengan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), Ario Bimo Nandito Ariotedjo, Wanda Hamidah, Ayu Azhari, Faldo Maldini, Buni Yani, Aiman Wicaksono dan Yusuf Mansur.
Ketatnya persaingan di ‘Dapil Neraka’ ini membuat Ahmad Ali harus meninggalkan kursi parlemen pada Oktober mendatang. Ia kalah dengan para pesaingnya. Ia harus menerima kenyataan berada di posisi sembilan dari sepuluh caleg dengan suara terbanyak di Dapil ini. Ia hanya memperoleh 56.364 suara. Hanya lebih tinggi sedikit dari perolehan suara Ario Bimo Nandito dari Golkar dengan 55.560 suara.
Respon (1)