JURNAL LENTERA, SIGI – Sulawesi Tengah (Sulteng) tercatat sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kasus stunting tertinggi. Sehingga, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng terus melakukan upaya penanganan stunting. Namun, berdasarkan data Pemprov Sulteng, dari 13 kabupaten dan kota, kasus stunting yang cukup tinggi berada di Kabupaten Sigi.
Menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sulteng Faridah Lamarauna, dengan adanya regulasi yang dibuat oleh Gubernur, yang melibatkan seluruh perangkat daerah dalam penanganan stunting, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif khususnya bagi Desa Simoro di Kabupaten Sigi.
BACA JUGA: Cegah Stunting, Disperindag Sulteng Kunjungi Dua Desa di Sigi
Berdasarkan data terbaru risiko stunting di Desa Simoro, kata dia, dimana dari empat anak yang berisiko, saat ini sudah menurun menjadi dua anak. Penurunan juga terjadi pada kasus ibu hamil yang berisiko Kekurangan Energi Kronik (KEK).
“Pemberian bantuan dalam rangka penanganan stunting sudah banyak dilakukan oleh segala pihak. Namun tidak memberikan dampak positif serta tidak adanya penurunan bahkan mengalami peningkatan pada kasus tersebut,” ujar Faridah, dalam sambutannya saat melakukan evaluasi terhadap pemberian bantuan dalam rangka penanganan kasus stunting di Desa Simoro, Kabupaten Sigi, yang dilaksanakan di kantor desa setempat pada Selasa, 14 Mei 2024.
BACA JUGA: Rembuk Stunting Pemda Parigi Moutong Bahas Tiga Poin Penting
Ia mengatakan, penanganan stunting di Kabupaten Sigi merupakan regulasi yang dikeluarkan oleh Gubernur Sulteng dengan melibatkan seluruh perangkat daerah serta stakeholder. Sehingga, BRIDA Sulteng berkolaborasi dengan Jasa Raharja dan pihak Universitas Tadulako (UNTAD) Palu dalam penanganan stunting di Desa Simoro dan Desa Tuva.
Ia berharap, bantuan yang diberikan dari pihak lain dapat mengadopsi dari apa yang telah dilakukan oleh BRIDA Sulteng, Jasa Raharja dan UNTAD. Sehingga bantuan yang diberikan dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Sigi secara signifikan.
“Kami sangat berharap penanganan stunting khususnya di Desa Simoro tidak hanya sampai disini. Tetapi sampai betul-betul dinyatakan zero stunting,” pungkasnya.
Laporan : Multazam