JURNAL LENTERA, MAKKAH – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan mengerahkan lebih dari seribu petugas untuk bersiaga saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menurut Kepala Satuan Operasi Armuzna PPIH Arab Saudi Harun Arrasyid, hal itu untuk memaksimalkan pelayanan dan perlindungan jemaah saat puncak musim haji pertengahan Juni 2024.
“Lebih dari seribu petugas haji yang akan disiagakan,” ujar Harun, di Makkah pada Rabu, 5 Juni 2024.
Ia mengatakan, para petugas ini akan menempati pos-pos yang telah ditetapkan, mulai dari tenda-tenda Arafah, lapangan Muzdalifah, tenda-tenda di Mina, hingga jalur jamarat.
BACA JUGA: Pemda Parigi Moutong Melepas Pemberangkatan 123 Calon Jemaah Haji
“Kita akan sebar petugas di titik-titik krusial pada jalur Armuzna,” katanya.
Ia menambahkan, petugas yang akan diturunkan ini telah diberikan kesiapan mental, kedisiplinan, dan fisik.
“Itu diberikan sejak mereka masih di Tanah Air hingga saat ini ada di Tanah Suci. Petugas harus sigap, makanya mulai dari sekarang sudah dipupuk kesiapan mentalnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Kenakan Atribut Haji Palsu, 37 Warga Makassar Ditangkap di Madinah
Ia berpesan, agar para petugas dapat bahu-membahu membantu jemaah haji Indonesia agar menunaikan seluruh rangkaian haji dengan nyaman dan aman. Sedangkan titik-titik krusial yang menjadi perhatian, yakni di Pos Mina, pos rute, jalur jamarat, dan tenda jemaah. Selain ada petugas yang menempati pos-pos tersebut, ada pula tim Mobile Crisis Rescue (MCR). Tim ini akan bergerak sepanjang jalur jamarat dan harus sigap menangani jemaah yang kelelahan atau sakit saat puncak musim haji.
“Tantangan tahun ini adalah jarak antara tenda dengan jamarat yang cukup jauh memunculkan potensi jemaah kelelahan. Ini tak ringan tugasnya. Perlu kesiagaan dan kesiapan mental petugas,” kata Harun.
Sementara itu, Kepala PPIH Daerah Kerja (Daker) Makkah Khalilulrahman berpesan kepada jemaah Indonesia untuk banyak beristirahat dan menyiapkan fisik dan mental jelang puncak haji.
Jemaah yang sudah berada di Makkah juga disarankan untuk tidak bepergian ke luar kota perhajian.
“Mengingat aparat keamanan Saudi menerapkan sistem pengecekan yang ketat. Kondisi tersebut untuk menghalau jemaah yang tak memiliki visa haji resmi. Kami juga mengimbau agar mengurangi ibadah sunnah di Masjidil Haram. Apalagi puncak haji 12 hari lagi dan diutamakan melaksanakan wukuf di Arafah dengan sehat walafiat,” tandasnya.
Editor : Roy L. Mardani
Respon (1)