Ragam  

Morowali Disebut Berpotensi Peredaran Narkoba

Workshop yang dilaksanakan BNN Morowali disalah satu warkop di taman kota Fonuasingko, Bungku Tengah, pada Rabu 31 Maret 2021. (Foto : Ahyar Lani/KabarSelebes.id)

JURNAL LENTERA – Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, merupakan daerah industri yang secara geografis masih sangat luas disebut rawan peredaran narkoba.

“Morowali telah menjadi daerah yang berpotensi terjadinya peredaran narkoba. Morowali merupakan daerah industri yang maju dan pesat. Bahkan secara geografis masih sangat luas,” ujar Wakil Bupati (Wabup) Morowali, Najamudin, dalam sambutannya saat menghadiri workshop bertemakan penguatan kapasitas kepada insan media untuk mendukung kota tanggap ancaman narkoba yang dilaksanakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Morowali, seperti dikutip dari KabarSelebes.id pada Kamis 1 April 2021.

Dia menyebutkan, secara khusus di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), jumlah pekerja lokal sekitar 38.000 dan tenaga kerja asing (TKA) sekitar 6.000.

Secara ekonomi, dengan jumlah penduduk yang begitu pesat, Morowali dilirik dan menjadi sasaran para pengedar narkoba.

Selain itu, Morowali merupakan jalur bebas dari darat, laut, dan udara.

“Dari jalur darat melalui Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Jalur laut bisa dari Maluku atau Ternate, Papua, Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya. Sedangkan jalur udara di Morowali ada dua bandara yaitu, bandara milik Pemda dan bandara milik IMIP,” terangnya.

Menurutnya, peredaran narkoba sangat mudah masuk di Morowali.

Ditambah lagi, sumber daya manusia atau SDM di Morowali masih sangat memprihatinkan.

Sehingga, masyarakat yang tergolong ekonomi lemah dengan mudah terlibat peredaran narkoba.

“Dibutuhkan sinergitas dan peran media dalam mengedukasi masyarakat untuk memutus mata rantai peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Ini sangat penting dilakukan kepada seluruh elemen masyarakat,” harapnya.

Kepala BNN Morowali, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mulyadi, mengatakan sinergitas dan peran media sangat dibutuhkan dalam memutus mata rantai peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Ia mengaku masih memiliki keterbatasan anggaran dalam melakukan penindakan dan pencegahan.

Disebutkannya, total anggaran yang dikelola BNN Morowali dalam melaksanakan tugasnya sebesar Rp50 juta.

“Dukungan anggaran sangat penting dalam penanganan pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba, termasuk rehabilitasi. Kami juga mewacanakan program Desa Bersinar (Bebas Narkotika),” sebutnya.

Selain wartawan, kegiatan ini dihadiri pula Ketua Gerakan Anti Narkoba Nasional (GANN), Saleh, bersama Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Morowali.

Sumber : KabarSelebes.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *