Polisi Sebut Ada Kelompok Teroris Ingin Gulingkan Jokowi Sebelum 2024

Ilustrasi teroris. (Foto: Shutterstock.com)

JURNAL LENTERAJakarta – Detasemen Khusus 88 Anti Teror atau Densus 88 Polri menyebut jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) berupaya menggulingkan pemerintahan Presiden Joko Widodo sebelum Pemilu 2024.

Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Komisaris Besar Aswin Siregar mengatakan, upaya ini terindikasi dari barang bukti yang diperoleh setelah mereka menangkap 16 orang anggota NII di Sumatera Barat.

“Barang bukti yang ditemukan juga menunjukkan sejumlah rencana yang tengah dipersiapkan oleh jaringan NII Sumatera Barat yakni upaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum tahun Pemilu 2024,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 18 April 2022.

BACA JUGA: Viral Pencuri Todongkan Pistol di Minimarket Setu Bekasi

Aswin menjelaskan, para tersangka yang sudah ditangkap menyebut struktur NII mereka bernaung ada pada tingkatan cabang atau kecamatan. Mereka menyebutnya sebagai CV IV/Padang dengan anggota mencapai 1.125 orang.

Dari barang bukti ini, kata Aswin, juga ditemukan dokumen tertulis yang menunjukkan jaringan NII di Sumatera Barat memiliki visi-misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo. Yakni mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syari’at Islam, sistem khilafah, dan hukum Islam.

“Terdapat juga potensi ancaman berupa serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam yang disebutkan golok dan juga mencari para pandai besi. Adapun temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka,” ucap dia.

BACA JUGA: Terduga Pelaku Penembakan di New York City Sudah Ditahan

Di sisi lain, jaringan ini kata Aswin juga terindikasi telah melakukan berbagai kegiatan persiapan serangan teror secara rutin, merencanakan persiapan logistik serangan teror berupa senjata tajam atau golok, serta mencari produsen senjata tajam seperti pandai besi.

“Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat dengan melibatkan anak-anak di bawah umur, dan memiliki hubungan dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali,” ujar Aswin.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Tempo.co

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *