Ragam  

Pemprov Sulteng Akan Melaunching Pakan Ternak Ruminansia Besar Berbasis Bahan Lokal

Pemprov Sulteng Akan Melaunching Pakan Ternak Ruminansia Besar Berbasis Bahan Lokal
Kepala Brida Sulteng Faridah Lamarauna (kanan), memperlihatkan produk pakan ternak ruminansia besar berbasis bahan lokal yang akan dilaunching besok, Rabu, 20 September 2023. (Foto: Dok Humas Pemprov Sulteng)

JURNAL LENTERA, PALU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Badan Riset Dan Inovasi Daerah (Brida) bakal segera melaunching kajian pakan ternak ruminansia besar berbasis bahan lokal, yang bekerjasama dengan kelompok solidaritas alumni sekolah peternakan rakyat Indonesia (SASPRI) di Bulubete Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.

Menurut Kepala Brida Faridah Lamarauna, Provinsi Sulteng berpeluang menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Sulteng berada pada agro ekosistem tertentu yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tertentu, yang juga mempunyai fungsi utama untuk mendukung pemenuhan pangan di daerah IKN di Kalimantan Timur.

Sebelum melaunching pakan ternak ruminansia besar berbasis bahan lokal, kata dia, pihaknya telah melakukan sekolah lapang terkait kajian pakan ternak tersebut sejak Februari hingga September 2023. Dimana, riset ini juga melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), SASPRI, unsur organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov dan di Kabupaten Sigi.

“Launching akan dilaksanakan pada hari Kamis, 21 September 2023, di Desa Bulubete Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Pemilihan Desa Bulubete, dinilai sangat cocok untuk pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi teknologi pada skala lapangan khususnya di daerah sentral peternakan sapi potong,” ujar Faridah, Rabu, 20 September 2023.

Mengingat, letak Desa Bulubete strategis sebagai representasi lahan marginal, khususnya lahan kering dan berfungsi dengan baik sebagai potensi dalam mendukung peternakan. Sehingga, untuk meningkatkan peranan dan kapasitasnya, perlu direvitalisasi dengan membangun atau memperbaiki performa ternak sapi melalui perbaikan nutrisi.

“Berkaitan dengan hal tersebut maka kami melakukan kajian pakan perbaikan nutrisi ternak pada peternakan rakyat di Sulteng. Usaha ternak sapi potong juga merupakan usaha yang bersifat turun temurun,” katanya.

BACA JUGA: Wapres dan Mendes PDTT Akan Deklarasikan Tiga Kabupaten di Sulteng Keluar dari Daerah Tertinggal

Menurutnya, kegiatan ini dapat diimplimentasikan sebagai sistem peternakan yang memanfaatkan sumberdaya bahan organik hasil ikutan pertanian sebagai bahan pakan ternak serta memberikan nilai tambah berupa peningkatan produktivitas, pendapatan petani bahkan ramah lingkungan.

Sehingga, tujuan dari kegiatan ini untuk mengkaji penggunaan bungkil inti sawit (BIS) dan bahan kelor sebagai pakan penguat dalam ransum sapi lokal terhadap produktivitas serta performa ternak sapi yang dihasilkan di  Kabupaten Sigi.

BACA JUGA: Gubernur Sulteng Gagas Kerja Sama Selat Makassar

Targetnya, pelaksanaan riset ini dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan optimalisasi hasil ikutan pertanian sebagai bahan pakan perbaikan nutrisi ternak pada pengembangan model perbibitan sapi potong di Sulteng. Selain itu, mengoptimalkan nilai tambah dan pengelolaan hasil ikutan pertanian sebagai bahan utama penyusunan pakan ternak. Bahkan, dapat membantu mengatasi ketersediaan pakan ternak ruminansia besar agar tidak terkendala oleh cuaca/musim.

Ia berharap, kiranya riset ini dapat memperbaiki nutrisi pula ternak, perbaikan reproduksi dan produksi ternak serta perbaikan daging ternak. Disamping itu, riset ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dengan pembelajaran secara kelompok, memberi bekal inovasi teknologi pembuatan pakan berbahan lokal yang ada disekitar lingkungan masyarakat, menguatkan peran kelembagaan peternak dengan kelembagaan pendukung lainnya atau semacam koperasi.

“Dengan keterampilan pembuatan pakan ternak berbasis bahan lokal dapat menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat serta dengan pemberian ransum pakan secara intensif dapat meningkatkan pendapatan peternak,” pungkasnya.

Laporan : Multazam/**

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *