JURNAL LENTERA, JAKARTA – Perhelatan Pilkada serentak di seluruh Indonesia 2024 menjadi kesempatan bagi lembaga survei untuk mengambil peran; menggunakan ilmu pengetahuan sebagai barometer bagi para kandidat kontestasi politik yang akan maju bertarung.
Hampir semua partai, mengajukan syarat survei sebagai langkah untuk memastikan bahwa pasangan yang mereka usung dalam Pilkada punya peluang menang.
BACA JUGA: Menanti Hasil Survei Nasdem untuk 11 Nama Bakal Calon di Pilkada Parigi Moutong 2024
Syarat ini, tentu berkonsekwensi bagi para kandidat, terutama berkaitan dengan modal yang harus disiapkan. Meskipun tidak semua partai politik membebankan biaya survei kepada bakal calon dan pasangannya. Biasanya, bagi calon yang memang dinilai punya kans menang, biaya survei ditanggung bersama untuk dilakukan survei berikutnya.
Lantas, berapa jumlah dana yang harus disiapkan untuk satu kali survei?
Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Philip J Vermonte mengungkapkan bahwa biaya satu kali survei politik berkisar antara Rp 500-700 juta, untuk ukuran nasional.
“Kira-kira survei itu sekitar Rp 500-600 (juta), paling banyak Rp 700 (juta) tergantung respondennya 1.000-1.200,” ujar Philip dalam podcast Gaspol beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Daftar di Enam Partai, Ketua KKSS Parigi Moutong Ardi Kadir Serius Maju Calon Bupati 2024
Biaya yang tinggi tersebut, kata Philip, lebih banyak untuk biaya logistik survei di seluruh Indonesia. Sebab, untuk mendapatkan data yang akurat melalui random sampling, survei harus mencakup seluruh Provinsi di Indonesia.
“Misalnya kalau kamu nih bikin survei random, salah satu provinsi harus kena, misalnya Papua. Papua kan wilayahnya luas, random respondennya yang kamu tarik ada di pegunungan Jaya Wijaya,” kata dia. “Atau, misalnya respondennya di-random ketemunya kabupatennya jauh-jauh, misalnya di Jateng ada yang di Magelang, ada yang di mana yang jauh,” sambung Philip.
Oleh sebab itu, mahalnya ongkos survei bukan untuk kantong pribadi peneliti survei, melainkan untuk biaya penyelenggaraan itu sendiri.
Respon (3)